Rupiah Diramal Anjlok Rp 14.350/US$ Imbas Rencana Kenaikan Bunga Acuan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
17/1/2022, 09.42 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,23% ke level Rp 14.329 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan pada rupiah masih dibayangi rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke RP 14.330 pada pukul 09.20 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 14.296 per dolar AS.

Tidak hanya rupiah, mata uang Asia lainnya kompak melemah.

Yen Jepang terkoreksi 0,25%, dolar Hong Kong 0,02%, dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,08%, won Korea Selatan 0,50%, peso Filipina 0,36%, rupee India 0,36%, yuan Cina 0,06%, ringgit Malaysia 0,23% dan  bath Thailand 0,24%.

 Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke Rp 14.320-14.350 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.250. Pelemahan rupiah hari ini kembali dipengaruhi rencana pengetatan moneter bank sentral AS.

"Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke kisaran 1,78% pada perdagangan akhir pekan setelah tertekan di kisaran 1,70%. Ini mengindikasikan pasar bersiap dengan kenaikan suku bunga acuan AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (17/1).

Yield US Treasury konsisten bertahan di atas 1,70% sejak 5 Januari lalu. Kenaikan juga pada tenor lainnya, yield US Treasury 5 tahun naik menjadi 1,55%, tenor 20 tahun menjadi 2,18% dan 30 tahun sebesar 2,12%.

Selain itu, akhir pekan lalu pemerintah AS juga merilis data penjualan retail bulan Desember yang menunjukkan pelemahan.

Penjualan retail AS di akhir tahun anjlok 1,9% dari bulan sebelumnya, lebih buruk dari perkirakan Dow Jones dengan penurunan  0,1%. Kinerja ini juga menunjukkan penurunan dari bulan November yang masih bisa tumbuh 0,2%.

 Penjualan online yang berkontribusi paling besar dalam penjualan retail mendapat pukulan terbesar dengan penurunan 8,7%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said