Inflasi Singapura Melejit 4%, Bank Sentral Kembali Perketat Moneter

Pixabay/Graham Hobster
Ilustrasi. Bank Sentral Singapura memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura pada tahun ini mencapai 3% hingga 5%
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/1/2022, 09.28 WIB

"Jika mereka mengumumkan pengetatan yang lebih agresif hari ini, maka itu akan mengurangi ekspektasi untuk April," kata Ling.

Pengetatan moneter yang diumumkan hari ini hanya berselang sehari setelah data menunjukkan bahwa inflasi di Singapura masih memanas. Kenaikan harga-harga pada Desember berada di laju tercepat dalam hampir sembilan tahun. Inflasi secara tahunan pada Desember sebesar 4%.

Inflasi inti, yang menjadi perhatian utama MAS dalam menarik gas kebijakan moneter telah naik menjadi 2,1% secara tahunan. Ini merupakan rekor tertinggi sejak Juli 2014.

MAS dijadwalkan untuk kembali menggelar pertemuan semi tahunan untuk pengambil kebijakan pada bulan April mendatang. Pasar mengantisipasi bank sentral akan kembali memperkatat moneternya dalam pertemuan tersebut.

Bank Sentral memperkirakan inflasi inti mencapai 2–3% tahun ini, naik dari perkiraan 1–2% yang disampaikan pada Oktober. Inflasi secara keseluruhan juga diperkirakan mencapai 2,5-3,5%,  naik dari kisaran perkiraan sebelumnya 1,5-2,5%.

"Inflasi inti diperkirakan akan moderat pada paruh kedua tahun ini dari tingkat yang meningkat pada paruh pertama karena kendala pasokan berkurang, resikonya tetap condong meningkat," kata MAS.

MAS memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura pada tahun ini mencapai 3% hingga 5%, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said