Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) kembali memberi sinyal rencana kenaikan bunga acuannya pada pertemuan pembuat kebijakan semalam (26/1). Mayoritas pembuat kebijakan The Fed tampaknya sepakat memulai kenaikan pertama bunga acuannya pada pertemuan Maret mendatang.
The Fed dalam pertemuan tersebut mengumumkan masih mempertahankan suku bunga acuan rendah mendekati 0%. Namun, kenaikan pertama akan segera dilakukan untuk memerangi inflasi di Amerika Serikat yang terus menanjak.
"Komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret dengan asumsi bahwa kondisinya sesuai untuk melakukannya," kata Jerome Powell usai pembacaan hasil pertemuan semalam seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, menuru dia, kenaikan suku bunga berikutnya dan seberapa besar rencana pengurangan kepemilikan aset akan mengikuti sesuai kebutuhan. Pejabat The Fed masih terus memantau seberapa cepat inflasi akan mereda dan kembali ke target bank sentral di 2% setelah mencapai rekor tertingginya dalam empat dekade pada Desember.
Powell mengatakan, masih banyak yang belum diputuskan, termasuk laju kenaikan suku bunga berikutnya atau seberapa cepat para pejabat akan mengurangi balance sheetnya. Seperti diketahui, selain memulai tapering off dan akan menaikkan bunga acuan, The Fed juga berencana mengurangi balance sheetnya yang kini mendekati US$ 9 triliun.
Merespon kondisi inflasi yang kini memanas, Powell juga masih belum berubah dari pernyataan sebelumnya. Dia masih melihat bahwa inflasi yang tinggi saat ini tampaknya semakin memburuk. Agenda The Fed tahun ini terutama untuk menekan kredit dan mengakhiri dukungan luar biasa yang telah diberikan untuk menolong perekonomian AS dari pandemi.
"Ini akan menjadi tahun di mana kita bergerak dari kebijakan moneter yang sangat akomodatif yang kita terapkan untuk menangani dampak ekonomi dari pandemi," ujar Powell.
Rencana kenaikan suku bunga pertama pada Maret mendatang akan menandai kenaikan pertama bunga acuan The Fed setelah tiga tahun bertahan rendah di 0%-0,25%. Namun, rencana ini sebetulnya tidak begitu mengejutkan, mengingat pasar dalam beberapa pekan terakhir sudah membaca kemungkinan naiknya Fed Fund Rate (FFR).
Pasar memperkirakan suku bunga akan berada di level 1% di akhir tahun ini, mengacu pada rencana pembuat kebijakan The Fed menaikkannya sebanyak tiga kali dengan masing-masing 25 basis poin (bps). Sementara menurut alat FedWatch CME, sejumlah investor mulai bertaruh kenaikan bunga acuan The Fed bisa empat kali.
Rencana kenaikan bunga acuan ini merespon kondisi inflasi di Amerika yang terus memburuk. Inflasi bulan lalu melonjak ke 7% secara tahunan. Ini merupakan rekor tertinggi sejak Juni 1982 atau dalam 40 tahun. Inflasi inti mencapai 5,5%. Ini adalah kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Februari 1991