Imbal hasil surat berharga Amerika Serikat tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade karena investor memperkirakan The Federal Reserve akan mengambil langkah paling agresif untuk menurunkan lonjakan inflasi.
Imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun naik 7 basis poin menjadi 3,44%, setelah menembus di atas 3,45%. Imbal hasil ini merupakan yang tertinggi sejak April 2011. Sementara itu, imbal hasil tenor 2 tahun naik 14 basis poin menjadi 3,425% dan berada pada kecepatan untuk penutupan tertinggi sejak November 2007. Adapun obligasi treasury 30 tahun terakhir naik 5 basis poin menjadi 3,423%.
Imbal hasil 10 tahun telah meroket pada bulan ini dari posisi akhir Mei di 2,74%. Ini karena prediksi inflasi yang tinggi menyebabkan investor membuang obligasi dan menaikkan taruhan mereka untuk pengetatan moneter The Fed secara agresif. Imbal hasil tenor 10-tahun juga naik tajam dari posisi awal tahun sebesar 1,51%.
"The Federal Reserve masih jauh di belakang harapan pasar untuk menaikkan suku bunga," kata Timothy Lesko dari Mariner Wealth Advisors.
Pergerakan imbal hasil terjadi karena investor memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed 75 bps pada pekan ini. Ini lebih tinggi dari kenaikan 50 bps yang semula banyak diperkirakan investor dan analis. Namun, laporan inflasi pekan lalu mengubah prediksi pasar.
Komite Pasar Terbuka Federal pada Mei menaikkan kisaran target untuk suku bunga dana The Fed menjadi 0,75% menjadi 1% dari 0,25% menjadi 0,5%.
Perubahan hari Selasa terjadi setelah aksi jual yang intens selama sesi reguler di Wall Street karena pelaku pasar menunggu dimulainya pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve, yang berakhir pada Rabu (15/6).
Data inflasi AS yang baru juga dirilis pada Selasa (14/6), dengan pemerintah melaporkan bahwa harga grosir naik 10,8% pada Mei. Adapun data inflasi harga konsumen yang dirilis Jumat pekan lalu masih menunjukkan kenaikan mencapai 8,6%.
Pukulan kuat dan berbasis luas dalam Inflasi inflasi AS pada Jumat pekan lalu dan pertemuan ECB yang hawkish pada Kamis telah memicu kenaikan tajam lainnya dalam imbal hasil obligasi pemerintah global. David Sneddon dari Credit Suisse menjelaskan, ini sejalan dengan pandangan negatif pihaknya terhadap obligasi pemerintah dan prediksi kenaikan bunga AS lebih tinggi dalam waktu dekat.
Imbal hasil treasury AS menjadi salah satu tanda yang dibaca para ekonom dan investor untuk meramal resesi ekonomi. Mengutip investing.com, tanda-tanda terjadinya resesi ekonomi akan datang terlihat dari kurva imbal hasil treasury AS tenor jangka pendek dan jangka panjang yang berbalik.
Dalam kondisi normal, imbal hasil treasury AS tenor panjang lebih tinggi dibandingkan tenor pendek. Maka, kondisi saat kurva imbal hasil berbalik menjadi penanda investor khawatir dengan kondisi ekonomi terkini dan resesi ekonomi semakin dekat.
Pembalikan kurva terjadi pada 2007 dan 2019, mengawali resesi ekonomi akibat krisis keuangan global dan kemudian pandemi Covid-19.