Target Defisit APBN 2023 Tak Lebih 2,85%, Rasio Utang Maksimal 42,35%

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Suasana rapat kerja tiga Menteri Koordinator dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/6/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
27/6/2022, 14.31 WIB

Defisit tahun ini diperkirakan lebih rendah dari target sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% dari PDB. Pendapatan negara yang diperkirakan lebih tinggi Rp 420 triliun dari target serta penggunaan Saldo Anggaran lebih (SAL) membantu mengurangi defisit.

Sampai dengan bulan Mei, keseimbangan APBN mencatat suruplus jumbo Rp 132,2 triliun atau 0,74% dari PDB. Hal ini dipengaruhi pendapatan negara yang tumbuh nyaris 50% sementara belanja negara terkontraksi 1%.

Selain menyepakati postur makro fiskal, Banggar juga menetapkan asumsi makro pertumbuhan ekonomi tahun depan di rentang 5,3%-5,9%. Inflasi ditargetkan 2%-4% dan nilai tukar rupiah Rp 14.300-Rp 14.800 per dolar AS.

Tingkat bunga SUN 10 tahun ditetapkan 7,34%-9,16%, harga ICP sebesar US$ 90-110 per barel, lifting minyak bumi 660-680 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.050-1.150 ribu barel setara minyak per hari.

Adapun target pembangunan tahun depan di antaranya:

Tingkat kemiskinan 7,5%-8,5%
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 5,3%-6%
Rasio gini 0,375-0,378
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,31-73,49
Nilai Tukar Petani (NTP) 105-107
Nilai Tukar Nelayan (NTN) 107-108

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said