CBDC punya peluang menjadi alat tukar yang sah dalam ekosistem terdesentralisasi dan menawarkan fitur yang tentunya tidak disediakan dalam mata uang fiat. Manfaat ini yang mendorong banyak bank sentral di dunia saat ini terus mengkaji konsep mata uang digital mereka masing-masing.
Ia menyebut, berdasarkan survei Bank for International Settlement (BIS) tahun lalu, sekitar 86% bank sentral yang disurvei tengah melakukan riset terkait implementasi CBDC, 60% diantaranya dalam tahap eksperimen, sedangkan sisanya sebesar 14% telah melakukan proyek uji coba.
Meski kebutuhan untuk berpindah dari mata uang kertas menjadi digital sangat tinggi, Juda mengakui sampai pilihan desain CBDC tersebut masih belum terselesaikan. Dalam praktiknya, bank sentral perlu memahami apa yang menjadi tujuan implementasi CBDC, praktiknya akan seperti apa hingga teknologinya.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Juwono dalam acara terpisah mengatakan Indonesia saat ini masih dalam proses pengembangan CBDC. BI berencana meluncurkan whit paper dari CBDC milik Bank Indonesia yang disebut Digital Rupiah pada akhir tahun ini.