Kinerja Ekonomi RI Bagus, Chatib Basri: Bukan Hebat, Kita Beruntung

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ekonom Senior Chatib Basri menilai ekonomi Indonesia tidak terlalu banyak terhubung dengan ekonomi global, seperti Singapura maupun Australia sehingga tidak mendapat pulukan besar dari perlambatan ekonomi dunia.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/8/2022, 17.46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi yang masih kuat ini tercermin dari konsumsi yang masih sangat kuat. Keyakinan konsumen masih tinggi terutama semenjak momentum Ramadan dan lebaran.

"Kuartal II 2021 itu tumbuhnya di atas 7% jadi base-nya cukup tinggi. Namun, kami memperkirakan kuartal kedua ini masih akan bertahan di atas 5%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8).

Bendahara negara itu menyebut, pertumbuhan yang kuat bukan hanya didorong oleh konsumsi, tetapi juga investasi dan ekspor. Investasi diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari kuartal pertama. Begitu juga ekspor yang masih sangat kuat sepanjang April-Juni 2022.

Optimisme pertumbuhan tinggi ini datang saat ekonomi dunia kini terlihat melambat. Dua ekonomi terbesra, Cina dan AS kompak melambat. 

Perekonomian Cina hanya tumbuh 0,4% pada kuartal kedua. Padahal, negeri tirai bambu itu biasanya tumbuh di atas 5% dan di atas kinerja ekonomi RI. Sementara ekonomi AS, resmi diumumkan resesi setelah kembali terkontraksi sebesar 0,9% pada kuartal kedua ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said