Bank Indonesia menjadi satu-satunya bank sentral di kelompok lima negara Asia Tenggara (ASEAN-5) yang belum mengerek suku bunga acuannya. BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuannya pada pertemuannya bulan ini.
Bank sentral Thailand (BoT) menyusul tiga bank sentral lainnya, Filipina, Singapura dan Malaysia yang mengumumkan pengetatan moneter. BoT mengumumkan kenaikan suku bunga pertamanya pada pertemuan Rabu (10/8) sebesar 25 bps. Kebijakan ini merupakan kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2018. Kenaikan ini merespon inflasi konsumen yang kini menyentuh rekor tertingginya dalam 14 tahun.
"Normalisasi kebijakan moneter harus dilakukan secara bertahap dan terukur sejalan dengan prospek pertumbuhan dan inflasi pada periode mendatang," demikian keterangan resmi BoT dikutip dari Bangkok Post, Kamis (11/8).
Thailand terkenal menjadi salah satu bank sentral yang paling tidak agresif di kawasan. Dengan keputusan kenaikan bunga tersebut, kini menyisakan BI sebagai satu-satunya bank sentral di ASEAN-5 yang belum menaikkan kebijakan suku bunganya di tengah tekanan inflasi yang meningkat.
Bank sentral Malaysia (BNM) sudah mengerek suku bunganya dalam dua pertemuan beruntun dengan masing-masing kenaikan 25 bps. Pasar kini memperkirakan BNM masih akan menaikan suku bunganya dengan besaran yang sama di dua sisa pertemuannya bulan depan dan November.
Bank sentral Filipina (BSP) bahkan telah mengambil langkah lebih agresif dengan kenaikan tiga bulan beruntun. Pertemuan terakhir pada 14 Juli, BSP menaikan suku bunga acuannya 75 bps menjadi 3,25%.
Bank sentral Singapura (MAS) satu-satunya di antara lima bank sentral yang tidak menerapkan kebijakan suku bunga sebagai instrumen moneternya, melainkan menggunakan pengaturan nilai tukar. Meski begitu, MAS sudah berulang kali memperketat moneternya dalam beberapa bulan terakhir dan paling agresif di antara bank sentral lainnya. MAS bahkan menjadi bank sentral pertama yang memperketat kebijakan moneternya sejak Oktober tahun lalu.
Di luar ASEAN-5, negara lain di kawasan yang belum mengerek suku bunga acuannya yakni Vietnam. Bank sentral Vietnam (SBV) masih mempertahankan bunga rendah untuk mendongkrak perekonomian.
Adapun, BI sendiri diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga 3,5% pada pertemuan bulan ini. Dengan demikian, suku bunga kemungkinan belum berubah selama 18 bulan terakhir.
"Berhubung data inflasi inti bulan Juli masih di bawah 3% dan tekanan ke nilai tukar sangat berkurang di tengah indikator eksternal kita yang resilien," kata Ekonom Bank Danamon Irman Faiz kepada Katadata.co.id
BI memperhatikan pergerakan inflasi inti, kenaikan harga yang tidak dipengaruhi lonjakan harga energi dan pangan, sebagai pertimbangan dalam mengerek suku bunga. Sampai dengan Juli, inflasi inti masih di level 2,86% secara tahunan, belum mencapai titik tengah target inflasi BI tahun ini 2%-4%. Inflasi inti masih relatif rendah saat inflasi headline nyaris menyentuh 5%.
Di samping itu, komentar gubernur BI belum lama ini soal ekonomi yang belum benar-benar pulih juga memberi sinyal BI tidak akan buru-buru mengerek suku bunga acuannya. Sinyal tersebut memperkuat perkiraan suku bunga tidak akan berubah pada pertemuan bulan ini.