Data Inflasi Produsen di AS Positif, Rupiah Balik ke Level 14.600/US$

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
12/8/2022, 09.48 WIB

Data inflasi produsen AS bulan Juli semalam menunjukkan penurunan tingkat inflasi, selaras dengan inflasi konsumen AS yang dirilis sehari sebelumnya. Inflasi harga konsumen AS secara tahunan pada Juli turun ke 8,5% dari bulan sebelumnya mencapai 9,1%.

Meski demikian, tingkat inflasi AS masih jauh di atas target the Fed 2% sehingga sebagian pelaku pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang agresif belum akan selesai. Ekspektasi ini diperkuat dengan pernyataan beberapa pejabat The Fed yang mendukung kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut untuk segera menurunkan tingkat inflasi ke kisaran 2%.

Dari dalam negeri, rupiah masih akan mendapat sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang dirilis pekan lalu. Ekonomj melanjutkan pertumbuhan impresif 5,44% pada periode April-Juni 2022, setelah kuartal pertama sudah tumbuh positif 5,01%.

Analis DCFX Lukman Leong menyebut melandainya inflasi konsumen di AS tidak berarti The Fed akan mengurangi 'tenaganya' untuk menaikkan bunga secara agresif. Karenanya, rupiah diramal kemungkinan melemah hari ini ke rentang Rp 14.700-Rp 14.850 per dolar AS.

"Rupiah besar kemungkinan akan terkoreksi, rentan profit taking dari penguatan besar beberapa sesi terakhir," kata Lukman.

Selain itu, pelemahan rupiah juga karena dolar AS diperkirakan akan rebound setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik. Yield US Treasury benchmark 10 tahun naik ke level tertingginya sejak awal bulan di level 2,87% pada perdagangan kemarin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said