Rupiah Loyo ke 15.282 per US$ Imbas Data Ketenagakerjaan AS

ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Ilustrasi. Bunga acuan The Fed sudah naik 300 bps dalam lima pertemuan terakhir sejak kenaikan pertama Maret lalu mendorong pelemahan rupiah.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
10/10/2022, 09.33 WIB

Nulai tukar rupiah dibuka melemah 24 poin ke level Rp 15.275 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah terimbas rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 15.282 pada pukul 09.30 WIB, semakin jauh dari penutupan akhir pekan lalu di Rp 15.251 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya terpantu melemah. Yen Jepang dan peso Filipina terkoreksi 0,12%, bersama dolar Singapura 0,03%, dolar Taiwan 0,45%, won Korea Selatan 0,96%, rupee India 0,54%, serta ringgit Malaysia dan baht Thailand terkoreksi 0,28%. Sebaliknya, yuan Cina menguat 0,03% sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah kembali tertekan hari ini imbas rilia data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan kondisi baik. Rupiah diperkirakan melemah ke arah Rp 15.300, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.230 per dolar AS.

"Kondisi ketenagakerjaan yang bagus menopang pertumbuhan ekonomi dan ini  akan memberikan dukungan bagi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif hingga akhir tahun untuk mengendalikan inflasi," kata Ariston dalam risetnya, Senin (10/10).

Jumlah pekerja di AS meningkat pada bulan lalu yang terlihat dari data Non Farm Payroll (NFP) September sebanyak 263 ribu pekerja baru. Angka pengangguran juga turun ke 3,5%. Meski demikian, data NFP tersebut sedikit di bawah ekspketasi pasar dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Data ketenagakerjaan yang masih membaik ini memberi dorongan bagi The Fed melanjutkan pengetatan moneternya. Bunga acuan The Fed sudah naik 300 bps dalam lima pertemuan terakhir sejak kenaikan pertama Maret lalu.

Dari dalam negeri,  pasar mengantisipasi dampak rembetan dari resesi global ke ekonomi domestik. Seperti diketahui, sejumlah negara utama dunia seperti AS dan negara-negara di Eropa menghadapi prospek pertumbuhan yang lebih lambat dengan kemungkinan jatuh ke jurang resesi.

Senada, analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan tertekan ke arah Rp 15.200-Rp 15.325 per dolar AS hari ini. Sentimen utamanya berasal dari perbaikan data tenaga kerja AS yang akan berimplikasi terhadap arah kebijakan The Fed ke depan. 

Reporter: Abdul Azis Said