Mayoritas Utang RI dari Bank Dunia dan IMF, Capai Rp 411 T per Agustus

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Sejumlah bocah bermain di perkampungan padat penduduk tepi rel kereta api di Kampung Bandan, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
17/10/2022, 16.22 WIB

Tren secara tahunan, nilai utang kepada IDA dan IBRD meningkat dibandingkan Agustus tahun lalu. Namun pinjaman kepada IMF menurun. Adapun pinjaman dari IMF sebetulnya beberapa tahun sebelumnya tidak setinggi sekarang, tetapi melonjak lebih dari tiga kali lipat pada Agustus tahun lalu seiring adanya alokasi special drawing right (SDR). SDR tersebut didistribusikan kepada negara anggota untuk memperkuat posisi cadangan devisa masing-masing negara.

Adapun total nilai utang luar negeri Indonesia sampai dengan Agustus sebesar US$ 397,4 miliar pada akhir Agustus, menurun dari bulan sebelumnya US$ 400,2 miliar. Penurunan pinjaman tersebut berkat pembayaran utang yang dilakukan pemerintah maupun oleh swasta.

"Secara tahunan, posisi utang luar negeri Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5%, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1%," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/10).

Adapun laporan tersebut mengkategorisasikan utang luar negeri berdasarkan tiga jenis kreditur, yakni negara, organisasi internasional serta kreditur lainnya. Mayoritas dari utang Indonesia berasal dari kreditur negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Hong Kong. Total utang yang berasal dari kreditur negara sebesar US$ 206,6 miliar.

Indonesia juga memiliki utang luar negeri melalui organisasi internasional yang mencapai US$ 41,2 miliar. Sebagian besar dari utang tersebut berasal dari Bank Dunia dan IMF, serta Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Pembangunan Islam (IDB). Sisanya, utang Indonesia yang berasal dari jenis kreditur lainnya sebesar US$ 149,5 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said