Nilai tukar rupiah dibuka menguat 35 poin ke level Rp 15.663 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah menguat ditopang pelemahan dolar AS seiring kekhawatiran pergeseran kekuasaan di posisi legislatif AS pada Pemilu sela kali ini serta spekulasi The Fed akan mengurangi laju kenaikan suku bunganya.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak menguat dari posisi pembukaan ke Rp 15.654 pada pukul 09.30 WIB, semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.698 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang menguat 0,16%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,45%, won Korea Se;atan 1%, peso FIlipina 0,27%, rupee India 0,63%, ringgit Malaysia 0,06% dan baht Thailand 0,41%. Sebaliknya, dolar SIngapura melemah 0,02% bersama yuan Cina 0,3%.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat hari ini di tengah pelemahan dolar AS. Kurs rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.600-Rp 15.725 per dolar AS.
"Dolar AS tertekan oleh kekhawatiran seputar mid-term election di AS yang berpotensi mengalami shift pada mayoritas di senat maupun kongres," kata Lukman dalam risetnya, Rabu (9/11).
Adapun Pemilu Sela di AS dimulai Selasa (8/11) waktu Amerika Serikat. Pemilu kali ini mencakup penggantian posisi senator hingga pemimpin negara bagian di AS. Adapun partai yang menguasai DPR AS saat ini merupakan Partai Demokrat pendukung pemerintah. Jika partai oposisi yang menang, Republik, ini tentu akan mempengaruhi arah kebijakan Presiden Biden di sisia masa jabatannya.
Selain penantian hasil pemilu di AS, pasar juga menantikan rilis data inflasi AS yang akan dirilis besok. Perkiraan pasar tekanan inflasi akan mereda.
"Dari domestik, data penjualan ritel diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan solid 4%," kata Lukman.
Senada, analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkiraan rupiah kembali menguat hari ini di tengah ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengurangi agresifitasnya. Kurs rupiah diperkirakan menguat ke arah Rp 15.650 per dolar AS, dengan potensi pelemahan di kisaran Rp 15.720 per dolar AS.
"Pasar melihat ada harapan bahwa The Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya sehingga pelaku pasar mulai mengantisipasi hal tersebut dengan masuk ke aset berisiko dan mendorong pelemahan dollar AS. Rupiah pun ikut menguat dengan sentimen ini," kata Ariston dalam risetnya.
Namun, rupiah kemungkinan tidak menguat signifikan dan masih bergerak di dekat level RP 15.700 per dolar AS. Hal ini mengindikasikan tekanan rupiah masih tinggi. Hal ini juga sejalan dengan kondisi pasar yang juga masih mengantisipasi rilis data-data ekonomi AS. Inflasi AS yang diramal masih tinggi bisa mendorong The Fed mempertahankan laju kenaikan suku bunga jumbo seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya.