Kemenkeu Ramal Ekonomi akan Melambat pada Akhir Tahun, Ada Risiko Apa?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Kemenkeu memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh dalam rentang 5%-5,3%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
9/11/2022, 13.44 WIB

Kementerian Keuangan melihat kemungkinan perlambatan ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini. Ekonom juga melihat hal serupa seiring faktor musiman dan dampak kenaikan harga BBM yang mulai terasa.

Menurut Kemenkeu, perlambatan ini sejalan dengan siklus perekonomian yang biasanya melambat pada akhir tahun serta high base-effect pada kuartal empat tahun lalu. Meski demikian,  Kemenkeu masih optimistis pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun tetap kuat berada di rentang 5%-5,3%.

“Jadi kalau pemerintah optimis, itu karena memang ada landasan objektifnya, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Rabu (9/11).

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat pertumbuhan ekonomi kuartal empat akan melambat, dengan perkiraan tumbuh di kisaran 5%. Petumbuhan ekonomi kuartal IV akan lebih rendah dari realisasi kuartal ketiga sebesar 5,72% maupun kuartal kedua sebesar 5,44%.

Perlambatan dikarenakan faktor musiman yang memang tumbuh rendah. Di samping itu, ada juga faktor kenaikan harga BBM yang mulai memukul daya beli masyarakat.

"Konsumsi sedikit melambat pasca kenaikan harga BBM terutama konsumsi masyarakat pendapatan menengah," kata David.

Ia menilai kenaikan kasus Covid-19 belum menjadi risiko yang signifikan terhadap ekonomi akhir tahun. Dampaknya tidak akan signifikan selama pemerintah tidak mengubah kebijakan mobilitas masyarakat.

Ekspor kemungkinan juga akan melambat di tiga bulan terakhir tahun ini. Kinerja ini mencerminkan efek penurunan harga komoditas.

Pertumbuhan ekonomi akhir tahun masih akan ditopang oleh komponen investasi. Hal ini karena lending rate rupiah belum berubah dalam waktu dekat sehingga perusahaan masih akan melakukan ekspansi usaha dan menambah kapasitas produksinya.

David memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini antara 5,3%-5,4%. Hal ini didukung realisasi pertumbuhan terus di atas 5% sepanjang tiga kuartal tahun ini, serta kemungkinan pertumbuhan masih di kisaran 5% pada kuartal terakhir.

Reporter: Abdul Azis Said