Pemerintah Tambah Utang Rp 688 T Sepanjang Tahun Lalu

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi. Defisit APBN pada 2022 hanya mencapai 2,38% PDB.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/1/2023, 17.33 WIB

Kementerian Keuangan melaporkan realisasi pembiayaan utang APBN 2022 secara neto mencapai Rp 688,5 triliun, turun hampir 21% dibandingkan 2021. 

"Defisit jauh lebih kecil sehingga tidak perlu menerbitkan surat utang sebesar yang direncanakan pada APBN awal, lebih dari Rp 900 triliun. Realisasinya 73%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA secara daring, Selasa (3/1).

Pembiayaan utang pemerintah dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan penarikan pinjaman. Realisasi penerbitan SBN secara neto pada tahun lalu sebesar Rp 658,8 triliun atau turun 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi ini hanya 68,5% dari rencana awal.

Sementara itu, realisasi penarikan pinjaman meningkat 526,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Total penarikan pinjaman secara neto pada 2022 sebesar Rp 29,7 triliun, atau 168% dari target. 

"Jadi, pembiayaan ini dalam situasi yang jauh lebih sehat dan terkendali dari pembiayaan utang, penerbitan SBN yang jauh lebih rendah untuk menstabilkan dan menyehatkan APBN kita," kata Sri Mulyani.

Kebutuhan pembiayaan utang pemeringah sepanjang tahun ini juga memperoleh bantuan dari Bank Indonesia. Pembelian SBN oleh BI di pasar perdana pada tahun lalu mencapai Rp 273,11 triliun. Ini terdiri atas pembelian dalam rangka SKB I sebesar Rp 49,11 triliun dan SKB III sebesar Rp 224 triliun. Kerja sama penerbitan SBN dengan bunga murah tersebut masih dalam rangka mendukung pemulihan dari pandemi, tetapi sudah tidak akan dilanjutkan tahun depan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said