Data Manufaktur Cina Naik, Harga Minyak Langsung Meroket, Dolar Jeblok

ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Presiden Cina Xi Jinping tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Balai Agung Rakyat di Beijing, Cina, Minggu (29/9/2019).
Penulis: Desy Setyowati
2/3/2023, 07.07 WIB

Data manufaktur Cina yang ditunjukkan oleh indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur naik dari 50,1 pada Januari menjadi 52,6 bulan lalu. Harga minyak pun langsung meroket, sementara dolar Amerika Serikat (AS) merosot.

Data PMI manufaktur Cina itu merupakan yang tertinggi sejak April 2012 ketika mencapai 53,5.

PMI non-manufaktur juga tumbuh, yakni dari 54,4 menjadi 56,3. Data ini menunjukkan peningkatan tajam yang didukung oleh pemulihan aktivitas jasa dan konstruksi.

Beijing menyampaikan, data-data tersebut menunjukkan perbaikan berkelanjutan dalam hal iklim untuk produksi dan bisnis. “Total volume aktivitas juga meningkat secara signifikan,” kata pemerintah Cina dikutip dari CNBC Internasional, Rabu malam (1/3).

Sejumlah ekonom menyatakan hal serupa. “Ini mencerminkan momentum solid pemulihan pasca-pembukaan kembali (terkait Covid-19,” kata ekonom Citi dalam catatan.

Data manufaktur Cina tersebut disambut kenaikan harga minyak, sebagai berikut:

  • Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik 64 sen atau 0,8% menjadi US$ 77,69 per barel pada penutupan kemarin di New York Mercantile Exchange.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik 86 sen atau 1% menjadi  US$ 84,31 per barel pada penutupan kemarin di London ICE Futures Exchange.

Sebab data manufaktur Cina yang melonjak itu menunjukkan permintaan dari Tiongkok berpotensi meningkat. Hal ini juga diimbangi dengan tanda-tanda pasokan yang cukup, termasuk persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu naik 1,2 juta barel ke level tertinggi sejak Mei 2021 menjadi 480,2 juta barel. Angka ini melebihi ekspektasi para analis yang memperkirakan hanya naik 457 barel barel.

Kenaikan persediaan minyak mentah 1,2 juta itu merupakan peningkatan mingguan ke-10 berturut-turut.

Selain itu, produksi minyak Rusia mencapai tingkat pra-sanksi untuk pertama kalinya pada Februari, berdasarkan laporan Kommersant. Produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga naik pada Februari, menurut survei Reuters.

"Ekonomi Cina sedang pulih, dan ini bisa menjadi pendorong positif bagi harga minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Sedangkan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lain pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis pagi WIB. Indeks dolar turun 0,5% menjadi 104,42.

"Pasar benar-benar merespons beberapa data lain di luar AS," kata Direktur Eksekutif di firma penasehat valuta Klarity FX di San Francisco Amo Sahota.

Reporter: Desy Setyowati