Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan turun dan akan menguji level support di kisaran 6830 pada Kamis (3/8). Pergerakan indeks, antara lain dipengaruhi pemangkasan peringkat surat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings.
Phintraco Sekuritas mengatakan sentimen eksternal diperkirakan masih akan menekan IHSG hari ini. Salah satunya datang dari pemangkasan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AA+ dari AAA oleh Fitch Ratings. Penurunan tersebut didasari adanya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dalam tiga tahun kedepan.
"Hal di atas berpotensi meningkatkan kewaspadaan pelaku pasar. Di sisi lain juga dapat mendorong The Fed untuk lebih akomodatif, mengingat kondisi inflasi hampir mencapai target The Fed di kisaran 2% dan kondisi sektor tenaga kerja di AS yang relatif solid," tulisnya dalam keterangan resmi, Kamis (3/8).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Lalu PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Indofood CBP Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Sementara itu, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan level support IHSG hari ini berada di di 6.800, 6.766 dan 6.704, sedangkan level resistance di 6.985, 7.012, dan 7.058
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Berikut rekomendasi saham dari Ivan:
- Accumulative buy saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) di harga 600-620.
- Buy on weakness saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di harga 6.800-6.900.
Adapun IHSG turun 0,46% ke level 6,854 pada akhir perdagangan Rabu (2/8). Volume perdagangan mencapai 39,1 miliar dengan nilai transaksi Rp 15,6 triliun dan frekuensi 1,15 juta kali.