Pemerintah Berencana Tambah Utang Baru Rp 648 T pada Tahun Depan

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Tambahan utang diperlukan untuk membiayai defisit anggaran yang ditargetkan sebesar 2,29% dari produk domestik bruto atau PDB.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
18/8/2023, 16.35 WIB

Pemerintah berencana menambah utang baru mencapai Rp 648,1 triliun pada tahun depan. Tambahan utang diperlukan untuk membiayai defisit anggaran yang ditargetkan sebesar 2,29% dari produk domestik bruto atau PDB.

"Pada tahun 2024, kondisi perekonomian diharapkan semakin pulih ditopang pemulihan ekonomi negara Asia termasuk Cina dan India. Hal ini diharapkan dapat mendorong ekonomi domestik tumbuh semakin solid dan mendorong peningkatan penerimaan negara sehingga defisit APBN dapat ditekan kembali dan pembiayaan utang semakin menurun," dikutip dari Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024, Jumat (18/8).

Pembiayaan utang secara neto sebesar Rp 648,1 triliun pada tahun depan akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan penarikan pinjaman. Penerbitan SBN secara neto pada tahun depan direncanakan Rp 666,4 triliun, naik 84% dibandingkan perkiraan penerbitan SBN tahun ini. Hal ini sejalan dengan defisit anggaran secara nominal tahun depan yang akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini meskipun secara persentase terhadap PDB sedikit lebih rendah.

Pinjaman secara neto pada tahun depan diperkirakan negatif sebesar Rp18,4 triliun. Pinjaman yang negatif secara neto mengindikasikan pembayaran cicilan pokok pinjaman lebih besar daripada penarikan pinjaman baru. Ini bukan berarti pemerintah tidak menarik pinjaman sama sekali. 

Adapun pemerintah berencana menarik pinjaman baru secara bruto sebesar Rp 71,1 triliun baik dari dalam maupun luar negeri. Namun pemerintah juga berencana membayar cicilan pinjaman dalam dan luar negeri secara bruto sebesar Rp 89,4 triliun.

"Rencana pembiayaan utang sebagian besar dilakukan dalam mata uang rupiah, berbunga tetap, dan dengan tenor menengah–panjang," dikutip dari dokumen tersebut.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said