Suku Bunga KPR AS Capai 7,5%, Tertinggi dalam 23 Tahun Terakhir

Arief Kamaludin|KATADATA
Sejumlah nasabah menukarkan mata uang Dolar Amerika di tempat penukaran mata uang di Jakarta.
Penulis: Lavinda
8/10/2023, 14.16 WIB

Suku bunga kredit pemilikan rumah atau KPR di Amerika Serikat (AS) melonjak hingga tembus level 7,5%, tercatat paling tinggi untuk pertama kalinya sejak 23 tahun terakhir.

Menurut data Mortgage Bankers Association, suku bunga KPR tetap tenor 30 tahun di AS meningkat 0,12% sepanjang September, dan berakhir di level 7,5%, pertama kalinya sejak tahun 2000.

Sebaliknya, total penjualan rumah turun 5,7% dalam sepekan hingga tanggal 4 Oktober lalu, ke level terendah sejak tahun 1995, atau hampir tiga dekade terakhir.

Suku bunga meningkat sejak bank sentra AS Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan meminimalkan belanja konsumen. 

Penjual rumah memangkas harga karena penjualan berada pada level terendah sejak 1995 atau 28 tahun terakhir.

Pasar properti mencapai kebuntuan, kombinasi dari tingginya suku bunga dan harga yang tinggi. Keterbatasan persediaan rumah menghalangi calon pembeli untuk memiliki tempat tinggal.

Persediaan rumah terbatas karena banyak warga AS terperangkap di rumah dengan suku bunga hipotek lebih rendah dibanding dengan suku bunga pasar.

Lebih dari 90% pemilik rumah memiliki tingkat suku bunga hipotek di bawah 6%, dan banyak yang memiliki tingkat suku bunga mendekati 2% atau 3%, di bawah tingkat inflasi saat ini. Namun, pemilik yang ingin menjual rumah menjadi putus asa.

Data dari portal properti Zillow menunjukkan 9,2% daftar rumah mengalami penurunan harga dibanding permintaan pada pekan yang berakhir 23 September, dibanding 6% pada bulan April dan 7,9% pada minggu yang bulan September 2019.

Ekonom Senior Zillow, Jeff Tucker, dalam laporannya menulis, bagi pembeli yang memiliki ruang anggaran untuk mengakomodasi lonjakan suku bunga hipotek saat ini, penurunan harga terlihat seperti sebuah titik yang tepat.

“Secara keseluruhan terdapat lebih banyak penjual yang termotivasi dan listing yang lebih aktif sejak Desember lalu, sehingga meningkatkan peluang pembeli untuk menemukan produk yang tepat,” ujar Jeff Tucker, dikutip dari Dailymail, Minggu (8/10).

Suku bunga berpotensi tetap tinggi, karena The Fed mengindikasikan akan kembali menaikkan suku bunga.

Meskipun ada kenaikan suku bunga The Fed, pasar tenaga kerja yang kuat telah mempertahankan belanja konsumen dan para pejabat memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya mungkin terjadi sebelum akhir tahun ini.

Hal ini menunjukkan suku bunga hipotek kemungkinan akan terus meningkat.

CEO JP Morgan Jamie Dimon memperingatkan masyarakat AS untuk bersiap menghadapi tingkat suku bunga yang mencapai 7%. Saat ini suku bunga acuan pinjaman berada pada kisaran 5,25% hingga 5,5%.