Pemerintah akan terus mendorong usaha UMKM demi menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2024 misalnya, pemerintah akan melanjutkan penyaluran KUR yang tidak hanya memprioritaskan dari sisi kuantitas, tapi juga kualitas.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan, bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran subsidi untuk penyaluran KUR tahun 2024 sebesar Rp 47,78 triliun.
"Subsidi ini akan digunakan untuk pembayaran subsidi bunga atau subsidi marjin KUR tahun berjalan dan pembayaran carry over subsidi bunga atau subsidi marjin KUR pada periode sebelumnya," kata Ferry dalam keterangan resmi dikutip Rabu (27/12).
Nilai subdisi tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yang awalnya Rp 23,1 triliun kemudian ditambah menjadi Rp 35 triliun. Alasan penambahan subsidi itu agar suku bunga KUR terjaga di level rendah.
Sejalan dengan upaya optimalisasi penyaluran KUR, Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) yang menjadi salah satu pilar penting dalam penyaluran KUR. Untuk itu, berapa fitur SIKP akan ditingkatkan pada 2024 seperti penambahan data requirement dataset, pemutakhiran perhitungan subsidi, dan pengiriman transaksi debitur dilakukan setiap bulan.
Selain itu, beberapa perubahan kebijakan dilakukan pada 2024 dalam rangka mempertegas beberapa ketentuan yang berlaku seperti ketentuan terkait kepesertaan debitur KUR di program perlindungan sosial ketenagakerjaan, akses KUR berulang bagi debitur KUR sektor pertanian, dan pendefinisian kredit yang dikecualikan untuk memperoleh kembali akses KUR.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Gede Adi Prasetya mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholder KUR, baik dari sisi pemerintah pusat, pemerintah daerah, para penyalur KUR, dan para penjamin KUR.
"Sinergitas dan kolaborasi dari setiap stakeholder KUR diperlukan agar akselerasi penyaluran KUR dapat dilaksanakan,” ujarnya.
Belum Capai Target KUR 2023
Hingga November 2023, penyaluran KUR telah mencapai Rp 229,95 triliun kepada 4,12 juta debitur. Nilai itu baru mencapai 77,42% dari target 2023 sebesar Rp 297 triliun.
Dalam rangka mendorong akselerasi penyaluran KUR, pemerintah melalui Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM juga menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion Langkah-langkah Kebijakan Akhir Tahun 2023 dan Arah Kebijakan KUR Tahun 2024 di Bali, Jumat (24/11).
Selain menjadi upaya akselerasi penyaluran KUR, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyusun strategi penyaluran KUR di tahun 2024. Ia membeberkan strategi pemerintah dalam rangka percepatan penyaluran KUR, memperkuat peran UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja.
Ferry bilang, percepatan penyaluran KUR tersebut dituangkan dalam berbagai strategi kebijakan seperti penerapan weekend banking dengan memperhatikan kondisi masing-masing penyalur KUR, melakukan monitoring dan evaluasi penyaluran KUR.
"Kemudian membuka opsi penyaluran KUR dengan berbagai stakeholder, melakukan relaksasi peraturan terkait penyaluran KUR, mendorong percepatan implementasi Kredit Usaha Alsintan (KUA), serta mendorong optimalisasi peran Pemerintah daerah dalam ekosistem KUR,” ujar Ferry.
Sebagai evaluasi tahun 2023, penyaluran KUR tidak hanya difokuskan pada sisi kuantitas, melainkan juga memperhatikan sisi kualitas. Hal ini tercermin dari tingkat non-performing loan (NPL) KUR yang masih relatif terjaga di angka 2,03% hingga Oktober 2023.
Tercatat total debitur baru KUR sebanyak 1,92 juta debitur atau 70% dari total debitur KUR sebanyak 2,7 juta debitur, dan jumlah debitur graduasi KUR sebanyak 1,4 juta debitur atau 53,6% dari total debitur KUR hingga Agustus 2023.