Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, bahwa volume usaha koperasi di Indonesia meningkat 8,51% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 182,35 triliun. Hal ini turut menopang kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kalau kita lihat, volume usaha koperasi itu sejak 2016/2017 meningkat cukup tinggi dan terakhir kemarin sudah hampir Rp 200 triliun. Ini juga menjadi catatan kita bersama-sama," kata Susiwijono dalam keterangan resmi pada Rabu (7/2).
Di satu sisi menjadi potensi yang sangat besar, namun di sisi lain perlu pengaturan tata kelola yang lebih baik. Bahkan kontribusi koperasi terhadap PDB cenderung meningkat setiap tahunnya, hingga tahun 2020 dan 2021 koperasi berkontribusi sebesar 6,20% terhadap PDB Indonesia.
Dengan potensinya yang besar, Susiwijono mendorong agar koperasi terus dioptimalkan agar mampu memberikan manfaat dan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. Sebab, kehadiran koperasi dapat berperan penting untuk mengembangkan banyak sektor bisnis di daerah.
Misalnya, di sektor pertanian, perkebunan, hingga peternakan. Jika dikelola dengan baik, maka akan berperan lebih besar dalam perekonomian nasional. Untuk itu, perbaikan ekosistem koperasi dan tata kelola yang baik menjadi sebuah urgensi.
“Berikutnya terkait beberapa catatan keberhasilan koperasi dari beberapa negara yang lain, ini juga banyak sekali yang bisa menjadi usaha yang sangat besar dari berbagai sektor sehingga kebutuhan untuk pengaturan governance, tata kelola, ini menjadi sangat penting sekali,” kata dia.
Penerbitan Buku PUG-KOPIN
Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) menerbitkan Buku Pedoman Umum Governansi Koperasi Indonesia (PUG-KOPIN) di Jakarta pada Rabu (7/2). Penerbitan buku tersebut dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beserta jajarannya.
Sesmenko berharap agar PUG-KOPIN dapat menjadi acuan tentang gonvernace koperasi untuk seluruh pemangku kepentingan koperasi, juga menjadi pedoman bagi seluruh koperasi di Indonesia agar mampu menjalankan praktik tata kelola pemerintah yang baik.
Selain itu, PUG-KOPIN yang diterbitkan diterbitkan pertama kali oleh KNKG ini, diharapkan mampu merealisasikan amanat UUD 1945, sehingga koperasi mampu berperan lebih besar lagi dalam sistem perekonomian nasional.
"PUG-KOPIN juga diharapkan mampu menjadi instrumen organisasi bagi koperasi agar mampu membangun dan mengembangkan diri menjadi lebih kuat dan mandiri sehingga perannya akan lebih besar lagi sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional," ujarnya.
Mencapai Visi Misi Indonesia Emas 2045
Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan keluar dari middle income trap, Indonesia dinilai perlu mengubah pendekatan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yakni melalui transformasi ekonomi.
Dalam melakukan transformasi ekonomi, Sesmenko menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi kebijakan untuk mendorong seluruh sektor ekonomi di Indonesia.
"Termasuk di antaranya, melalui pemberdayaan UMKM dan koperasi yang diyakini sebagai penggerak ekonomi kerakyatan," kata Sesmenko.