Rupiah Menguat Rp 16.365 per Dolar AS Jelang Rilis Neraca Dagang RI

Fauza Syahputra|Katadata
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Dewata Inter Money Changer, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di angka Rp16.412 per dolar AS, melemah 142 poin atau 0,87 persen dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.270.
19/6/2024, 10.14 WIB

Nilai tukar rupiah menguat Rp 16.356 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pagi (19/6). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah kali ini menguat 55.50 atau 0,34%.

Sejumlah analis telah memprediksi peluang penguatan rupiah pada pagi ini, setelah sempat anjlok akibat terbebani dolar AS. Penguatan rupiah akan didorong oleh arah suku bunga Bank Sentral AS, The Fed dan neraca perdagangan Indonesia.

Analis Mata Uang Lukman Leong menilai penguatan rupiah didorong sentimen data penjualan ritel AS. Tercatat penjualan ritel naik 0,1% pada Mei 2024, lebih rendah dari estimasi 0,3%.

"Dolar AS akan terkoreksi setelah data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan. Investor juga menanti data perdagangan Indonesia pada siang ini," kata Lukmana kepada Katadata.co.id, Rabu (19/6).

Meski demikian, rupiah masih berpeluang melemah karena The memberi sinyal hawkish, sehingga suku bunga acuan berpotensi naik. Maka itu, Bank Indonesia perlu melakukan intervensi pasar dengan segera.

Tak berbeda, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga masih melihat peluang penguatan rupiah hari ini. Namun itu masih bergantung pada data neraca perdagangan Indonesia yang dirilis siang ini.

"Jika neraca perdagangan mencatatkan surplus US$ 3 miliar pada Mei 2024, saya berharap rupiah akan menguat ke level Rp 16.250 - Rp 16.450 per dolar AS," kata dia.

Namun jika terjadi sebaliknya, atau realisasi surplus neraca perdagangan di bawah US$ 2 miliar, maka rupiah berpotensi melemah pada posisi Rp 16.370 - Rp 16.570 per dolar AS.

Jika Rupiah masih terdepresiasi atau melanjukan pelemahan, Fikri melihat peluang BI akan menaikkan suku bunga acuan. Namun jika rupiah di bawah Rp 16.400 per dolar AS, di berharap BI tidak menaikan suku bunga besok.

Peluang Pelemahan Rupiah

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga masih peluang pelemahan rupiah ke atas level Rp 16.300 per dolar AS. Karena Pelaku pasar masih mewaspdai sikap the Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

"The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan di 2024. Mereka juga masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan bila inflasi AS naik lagi," kata Ariston.

Di sisi lain, indeks saham Asia pagi ini bergerak positif yang mengindikasikan minat pasar terhadap aset berisiko sedang naik dan bisa menahan pelemahan rupiah juga terhadap dolar AS.

Tak berbeda dengan Fikri, Ariston menjuga memantau neraca perdagangan yang bisa menahan pelemahan rupiah. Dia pun memprediksi pelemahan ke arah Rp 16. 450 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran 16.350 per dolar AS.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari