Investor Pantau Pertemuan Bank Sentral AS, Analis Ramal Rupiah Kembali Melemah

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
10/9/2024, 09.46 WIB

Sejumlah analis memproyeksikan pelemahan rupiah berlanjut pada hari ini. Alasannya, indeks dolar Amerika menguat menjelang pertemuan bank sentral Amerika.

Peneliti pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, posisi indeks dolar Amerika pagi ini 101.7 atau lebih kuat dibandingkan kemarin 101.35. “Rupiah kemungkinan masih berada dalam tekanan pelemahan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (10/9). 

Ariston menjelaskan, ekspektasi pasar saat ini bukan lagi perosalan waktu pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika, The Fed. Investor akan lebih berfokus pada besaran pemangkasan misalnya, 25 atau 50 basis point (bps). 

“Data-data ekonomi Amerika yang dirilis belakangan ini tidak menunjukkan penurunan tajam ekonomi AS, sehingga pasar menduga pemangkasan hanya 25 bps atau 0,25%. Jika benar, ini sudah diantisipasi pelaku pasar,” ujar Ariston. 

Oleh karena itu, menurut dia rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.500 hingga Rp 15.530 per dolar Amerika, dengan potensi support sekitar Rp 15.400 per dolar AS. 

“Data inflasi AS yang akan dirilis Rabu malam bisa menjadi penggerak pasar yang baru. Hasil yang memperlihatkan penurunan inflasi bisa mendorong pelemahan dolat AS lagi,” kata Ariston. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.18 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.457 per dolar AS atau naik 0,01% dibandingkan penutupan sebelumnya. 

Peneliti komoditas dan pasar uang Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah melanjutkan pelemahan pada hari ini. Hal ini karena prospek pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang menurun setelah rilis data tenaga kerja yang solid pada Jumat lalu. 

“Investor masih berhati-hati mengantisipasi data inflasi AS yang dirilis besok. Ini merupakan data penting terakhir sebelum keputusan pertemuan The Fed,” kata dia.

Ia pun memprediksi rupiah bergerak pada kisaran Rp 15.400 hingga Rp 15.500 per dolar AS. 

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan rupiah berpeluang menguat hari ini. “Hari ini kemungkinan ada apresiasi. Pergerakan rupiah antara Rp 15.348 per dolar AS hingga Rp 15.548 per dolar AS,” kata Fikri. 

Penguatan tersebut didorong oleh kepercayaan konsumen Indonesia yang membaik, meski penjualan mobil dan motor pada Agustus masih turun. Selain itu, rilis penjualan ritel Indonesia yang akan terbit hari ini dan diperkirakan memberikan hasil positif. 

Reporter: Rahayu Subekti