Tren Deflasi Berakhir, Indonesia Alami Inflasi 0,08% pada Oktober 2024

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Pramuniaga melayani calon pembeli perhiasan emas di Galeri 24, Jakarta, Senin (5/8/2024). Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang dipantau dari laman Logam Mulia pada Senin pagi, turun sebesar Rp8.000 per gram menjadi Rp1.420.000 per gram dari sebelumnya berada di posisi Rp1.428.000 per gram pada Sabtu (3/8/2024).
1/11/2024, 11.14 WIB

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi secara bulanan pada Oktober 2024 mencapai 0,08%. Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan terjadi indeks harga konsumen atau IHK dari 105,93% pada September menjadi 106,01% pada Oktober 2024.

Sementara secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 1,71% pada Oktober 2024. Kemudian terjadi inflasi 0,82% secara tahun kalender atau year to date. "Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (1/11).

Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lain dengan inflasi 0,94%. Kelompok pengeluaran ini memberikan andil inflasi 0,06%.

"Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,06%," ujar Amalia.

Selain itu, terdapat komoditas yang juga memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,04%. Begitu juga dengan bawang merah dengan andil inflasi 0,03% pada Oktober 2024. 

Sementara andil inflasi tomat dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing 0,02%. Lalu komoditas kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin, dan telur ayam ras memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%.

Komponen yang Masih Alami Deflasi

Amalia menjelaskan penyebab inflasi bulanan didorong oleh inflasi komponen inti yang mencatatkan inflasi  0,22% dan memberikan andil 0,14% pada Oktober 2024. 

"Komoditas yang memberikan andil inflasi secara dominan pada komponen inti adalah emas perhiasan, nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng," kata Amalia.

Meski begitu, masih terdapat komponen yang mengalami deflasi yaitu komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi 0,25% dengan andil 0,05%.  "Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bensin dan tarif angkutan udara," ujar Amalia.

Sementara komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,11% dan memberi andil deflasi 0,01%. Komponen harga bergejolak mengalami deflasi selama tujuh bulan beruntun namun tekanan deflasi semakin berkurang pada Oktober 2024.

"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah, cabai rawit, kentang, dan ikan segar," kata Amalia.

Reporter: Rahayu Subekti