Wall Street Tertekan Jelang Rilis Data Inflasi AS dan Pertemuan The Fed

Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi New York Stock Exchange
12/8/2025, 06.01 WIB

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (11/8) waktu setempat. Pelemahan ini terjadi karena para pelaku pasar bersiap menyambut rilis laporan inflasi utama AS yang akan keluar akhir pekan ini. Sementara itu, sebagian besar mengabaikan kabar positif terkait kebijakan tarif.

Rata-rata Industri Dow Jones turun 200,52 poin atau 0,45% menjadi 43.975,09. Indeks S & P 500 melemah 0,25% ke 6.373,45, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 0,3% ke 21.385,40.

Data inflasi yang akan dirilis minggu ini menjadi fokus utama pasar yang saat ini bergerak mendekati level tertinggi sepanjang masa. 

Indeks Harga Konsumen (IHK) akan dipublikasikan pada Selasa, disusul Indeks Harga Produsen (IHP) pada Kamis. Kedua data ini akan sangat mempengaruhi ekspektasi arah suku bunga, terutama untuk pertemuan Federal Reserve (The Fed) di bulan September. 

Inflasi Lebih Tinggi Berpotensi Menekan Laju Pasar.

Menurut estimasi Dow Jones, IHK bulan Juli diperkirakan naik 0,2% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan. IHK inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi diperkirakan meningkat 0,3% secara bulanan dan 3,1% secara tahunan, naik dari bulan Juni yang masing-masing sebesar 0,2% dan 2,9%.

Rilis data inflasi ini juga menjadi pemanasan jelang pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming pada 21–23 Agustus yang bisa menentukan kebijakan suku bunga di bulan September. Saat ini, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga bulan depan sebesar 87%.

“Investor mungkin terlalu terburu-buru. Saya khawatir pasar akan kecewa,” ujar Sam Stovall dari CFRA Research dikutip dari CNBC, Selasa (12/8).

Stovall menambahkan, The Fed bisa menghadapi dilema jika inflasi tetap stagnan namun konsumen masih aktif berbelanja. “Kalau konsumen masih belanja, mengapa harus menurunkan suku bunga?” katanya.

Pasar juga bereaksi negatif pada Senin setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang tenggat waktu tarif atas barang-barang asal Tiongkok selama 90 hari. Perintah tersebut diteken hanya beberapa jam sebelum tenggat sebelumnya berakhir pada tengah malam.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri