Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 16.602 per Dolar AS, Sentimen AS Masih Jadi Tekanan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sg
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin (15/9) di Jakarta melemah sebesar 33,50 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.408 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.375 per dolar AS.
2/10/2025, 09.39 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis (2/10). Sejumlah analis menilai rupiah berpeluang menguat, sementara sebagian lainnya memperkirakan tekanan eksternal masih akan membayangi.

Analis Pasar Uang Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, mengatakan ada sejumlah faktor yang mendukung penguatan rupiah. Salah satunya didorong oleh surplus neraca perdagangan.

"Terjaganya inflasi, penurunan data ADP non-farm employment change AS, serta meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi katalis bagi rupiah,” ujar Fikri kepada Katadata.co.id, Kamis (2/10).

Ia menambahkan, rupiah berpeluang terapresiasi ke kisaran Rp16.570–Rp16.670 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.31 WIB rupiah dibuka menguat ke level Rp16.602 per dolar AS, naik 32 poin atau 0,19% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Namun analis Doo Financial Futures, Lukman Leong justru menilai rupiah berpotensi melemah setelah data manufaktur ISM AS keluar lebih kuat dari perkiraan, meski data pekerjaan ADP mengecewakan.

"Saya memperkirakan pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS," kata dia.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menambahkan bahwa faktor jangka menengah yang bisa mendukung rupiah adalah kebijakan The Fed dan dinamika politik di Negeri Paman Sam.

“Keputusan pemangkasan suku bunga acuan AS pada rapat akhir Oktober serta shutdown pemerintahan AS yang berkepanjangan bisa menjadi faktor penguatan rupiah di Oktober ini,” ujar Ariston.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari