Jalan Terang Startup Kesehatan Menuju Unicorn di Tengah Pandemi

123rf
Ilustrasi digital
Penulis: Pingit Aria
12/5/2020, 12.00 WIB

Lonjakan Trafik

Telemedicine mampu menghubungkan masyarakat dengan layanan medis, baik konsultasi, maupun janji temu dokter, hingga pembelian dan pengantaran obat. Berikut ini, beberapa layanan dari tiga startup kesehatan, yang bisa dimanfaatkan masyarakat di tengah wabah virus corona saat ini.

Halodoc

Halodoc telah berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, untuk menggencarkan pemeriksaan virus corona dengan rapid test. Selain itu, Halodoc juga menjalin kemitraan dengan jaringan rumah sakit Mitra Keluarga, St. Carolus, Mayapada, Primaya dan ratusan rumah sakit lain. Saat ini jumlah dokter yang bergabung dalam ekosistem Halodoc telah mencapai 20 ribu orang.

VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang mengatakan, platform sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 15 juta pengguna per Maret. Secara umum, jumlah pengguna meningkat 10 kali lipat di Indonesia.

Setelah pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, transaksi Halodoc melonjak dua kali lipat. Felicia menilai, masyarakat mulai terbiasa berkonsultasi secara online sejak adanya pandemi.

"Perubahan kebiasaan masyarakat ini dapat menjadi sebuah tren baru yang akan terus berkembang di masa mendatang," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (6/5).

Alodokter

Seperti Halodoc, Alodokter memiliki beberapa layanan utama seperti Chat Bersama Dokter, Artikel Kesehatan, dan Cari Rumah Sakit. Co-founder Alodokter Suci Arumsari mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 450 rumah sakit yang bermitra dengan Alodokter di Indonesia.

(Baca: 20 Ribu Dokter dan 20 Juta Pasien 'Online' Terhubung Lewat Alodokter)

Selain itu, Alodokter juga memiliki fitur Proteksi, yang pada dasarnya merupakan asuransi dengan manfaat biaya santunan rawat inap sebesar Rp 1 juta per malam, maksimal sebesar Rp 30 juta setahun. Untuk mendapatkannya, pengguna harus membayar premi Rp 95.000 per bulan.

Sejak adanya pandemi Covid-19, Alodokter mencatat, jumlah kunjungan meningkat hampir 50% dari 60 juta pada hari normal menjadi 98 juta selama pandemi corona. “Hingga saat ini, aplikasi kami  telah diunduh lebih dari 5,6 juta kali," ujar Vice President of Operations Alodokter Tantia Dian.

Jumlah obrolan di platform Aldokter juga mencapai lebih dari 600 ribu per bulan dan rata-rata 20 ribu per hari.

Good Doctor Technology Indonesia

Sementara Halodoc bermitra dengan Gojek, Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) digandeng oleh Grab melalui fitur GrabHealth. Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana menyatakan, jumlah penggunanya kini melonjak empat hingga lima kali lipat dibanding Januari lalu.

GrabHealth sendiri memiliki empat layanan, antara lain konsultasi, pembelian obat dan produk, membuat janji medis, dan tips kesehatan. Dari empat layanan ini, hanya pembelian obat yang mengharuskan pengguna membayar, sementara layanan lainya tidak dikenakan biaya.

Dukungan Pemerintah

Saat rumah sakit disibukkan dengan penanganan Covid-19, penggunaan telemedicine pun semakin luas. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah membuat Surat Edaran nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 tertanggal 29 April 2020.

(Baca: Cegah Corona, Kemenkes Imbau RS Setop Praktik Rutin kecuali Darurat)

Dalam Surat Edaran itu dijelaskan bahwa pelayanan kesehatan dilakukan melalui telemedicine. Ia menyatakan, konsultasi yang berhubungan dengan Covid-19 mengalami penurunan. "Sementara konsultasi yang non-Covid-19 justru mengalami kenaikan," ujarnya.

Fenomena ini pun tak hanya terjadi di Indonesia, juga bukan melulu untuk menyakit fisik. McKinsey & Company Consumer Healthcare Insights melaporkan, 44% responden membatalkan jadwal terapi kejiwaan dan menggantinya dengan konsultasi online. Sekitar 24% di antaranya telah mendapat perawatan.

Selama masa penanganan Covid-19 di Indonesia, pemerintah memang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan telemedicine sebelum berkunjung ke fasilitas kesehatan. Sebab, pemanfaatan teknologi ini dapat mengurangi potensi penularan penyakit kepada tenaga medis terutama saat alat pelindung diri (APD) masih terbatas.

"Orang tidak perlu bertemu dengan dokter, tidak perlu harus ke rumah sakit, tetapi bisa konsultasi kesehatan lewat (aplikasi) telemedicine," kata Presiden Joko Widodo, 15 April 2020 lalu.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Cindy Mutia Annur