Kontroversi Nikuba dan Prospek Investasi Hidrogen Hijau di Indonesia

123RF.com/varijanta
Ilustrasi energi terbarukan
5/6/2022, 22.57 WIB

Menanggapi hal tersebut, PT KHE menegaskan masih serius mengerjakan proyek ini. Direktur KHE Khaerony mengatakan hingga 2019 pihaknya sudah menggelontorkan Rp 2 triliun untuk pengembangan proyek dan mengurus perizinan. 

“Kami inginnya juga segera jalan karena pengeluaran kami juga besar. Untuk IPPKH saja kalau tidak salah kami bayar sekitar Rp 4 miliar setiap tahun,” kata Rony. 

Sementara itu, kala KHE masih sibuk mengurus perizinan, sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan kerabat Menteri Luhut dan pengusaha Garibaldi Thohir nampaknya justru siap menyalip. Setidaknya ada tujuh perusahaan yang teridentifikasi mengincar proyek PLTA di Kayan yakni; PT Pembangkit Indonesia Alfa, PT Pembangkit Indonesia Beta, PT Pembangkit Indonesia Delta, PT Pembangkit Indonesia Epsilon, dan PT Pembangkit Indonesia Eta, PT Pembangkit Indonesia Gamma, dan PT Pembangkit Indonesia Zeta.

Dokumen AHU Perusahaan menunjukkan sejumlah nama yang dekat dengan Boy Thohir dan Luhut terlibat di tujuh perusahaan tersebut. Ini misalnya ada nama Direktur PT Adaro Power Adrian Lembong hingga keponakan Luhut, Heidi Melissa.

Sumber Katadata bercerita perusahaan-perusahaan tersebut bergerak cepat mengurus perizinan. “Mereka bahkan sudah dapat IPPKH di Kayan,” kata Sumber tersebut.

Lantas bagaimana nasib Fortescue? Sumber Katadata yang lain bercerita, rencana investasi Fortescue justru terkatung-katung. Perusahaan Australia itu sempat menemui Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk menanyakan soal perizinan. Namun, Pemprov menyarankan untuk mengurus langsung ke pemerintah pusat.

Langkah Fortescue di Pemerintah Pusat hanya menemui jalan buntu. Hingga saat ini, Fortescue belum mengantongi satupun perizinan yang diperlukan untuk membangun pabrik hidrogen hijau maupun PLTA di Sungai Kayan.

Negara Adidaya Energi Hijau

Dalam kolom opininya di Katadata pada Maret silam, CEO Fortescue Futures Industries Julie Shuttleworth menyebut Indonesia bisa menjadi negara adidaya dalam energi hijau, jika memilih fokus pada hidrogen skala besar. Ia memang tidak menyinggung rencana investasi Fortescue secara khusus di Indonesia. Namun menurutnya, hidrogen dan amoniak hijau merupakan masa depan energi.

Menurut Julie, hidrogen hijau adalah bahan bakar tanpa emisi karbon. Hal ini bisa terjadi karena proses pemecahan air menjadi hidrogen hijau dan oksigen dilakukan dengan menggunakan listrik dari energi terbarukan–berupa PLTA dalam rencana Fortescue– sehingga emisinya hanyalah oksigen yang dilepas ke udara. 

Kawasan IKN (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.)
 

Penelitian Goldman Sachs memperkirakan bahwa hidrogen hijau berpotensi menciptakan pasar global senilai US$ 11 triliun dan memasok hingga 25% kebutuhan energi dunia pada 2050. “Apabila hidrogen hijau digunakan sebagai sumber energi, hasil akhirnya hanyalah air. Oleh sebab itu, hidrogen hijau adalah energi yang selama ini dinanti-nantikan oleh seluruh dunia,” kata Julie.

Menurut Julie, pada pertemuan B20 Indonesia Inception di Bali pada Januari 2022, Chairman FFI Andrew Forrest kembali menegaskan perusahaannya akan memproduksi komponen-komponen penting dari rantai pasok industri hijau di Indonesia. Ini termasuk mesin-mesin elektrolisis yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri.

“IKN Nusantara bisa menjadi ibu kota negara pertama yang dibangun dan dipasok oleh hidrogen hijau,” kata Julie. 

Halaman:
Reporter: Happy Fajrian