Kolaborasi dengan Pemda Jabar, PLN Serap Listrik TPPAS Legok Nangka

PLN
PLN bekerja sama dengan Pemda Jawa Barat mewujudkan MoU tentang Penyediaan Tenaga Listrik dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka.
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
3/11/2022, 14.30 WIB

PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk menyerap listrik dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung. Ini bagian dari upaya mendukung pemanfaatan sampah menjadi energi hijau.

Komitmen PLN ini diwujudkan melalui nota kesepahaman (MoU) tentang Penyediaan Tenaga Listrik dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka. MoU ditandatangani Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali, Selasa (1/11/2022).

Kesepakatan tersebut diharapkan dapat memperkuat dukungan terhadap upaya pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060. Lebih jauh, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama dengan Pemprov Jabar akan mengarah kepada peningkatan pelayanan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah di TPPAS.

“Jadi dalam menjalankan transisi energi agar bumi tidak lagi memanas, PLN tidak bisa menjalankan tugas ini sendirian. Kita harus menghadapi tugas berat ini dalam suasana kolaborasi,” ujar Darmawan, dikutip dari siaran pers, Kamis (3/11/2022).

Ia berharap, kerja sama semacam ini bisa menginspirasi pemerintah daerah lain untuk lebih peduli kepada lingkungan. Dengan demikian akan semakin banyak daerah di Indonesia yang sadar untuk menciptakan lingkungan bersih.

“Jadi ini suatu kolaborasi yang menjadi contoh bagaimana kita bisa dalam skala besar bukan hanya di tingkat nasional tapi juga internasional,” tutur Darmawan.

Setelah MoU tersebut, ada kesepakatan perjanjian jual beli listrik yang akan dilakukan PLN dan pengembang yang ditunjuk oleh Pemprov Jabar. Di dalam memanfaatkan sampah sebagai sumber energi, PLN akan mendapatkan penugasan dari Kementerian ESDM untuk menyerap listrik  dengan tarif sesuai perundang-undangan.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi upaya PLN yang membuat gebrakan besar dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Jika komitmen ini dijalankan secara konsisten, ia optimistis Indonesia mampua memiliki listrik dari sumber-sumber yang lebih bersih pada 2060.

“Saya mengapresiasi kepada Pak Darmawan Prasodjo yang sudah memahami bahwa memang sudah saatnya pelan-pelan kita bertransisi. Sampai nanti suatu hari pada 2050 hingga 2060-an, kita bisa punya listrik dengan sumber EBT secara penuh,” kata Ridwan Kamil.

Saat ini, Pemprov Jawa Barat sedang mengerjakan TPPAS Legok Nangka dengan menggandeng perusahaan asal Jepang. Sebagai implementasi dari kerja sama ini, PLN akan memasok dan mendistribusikan listrik dari pengolahan sampah tersebut. 

Keberadaan TPPAS Legok Nangka, diharapkan menjadi solusi dalam penanganan sampah di wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut.

“Harapan kami, tidak ada lagi pengelolaan sampah yang sifatnya konvensional dan perilaku-perilaku buruk membuang sampah ke sungai maupun membakar sampah yang membuat polusi. Kebiasaan-kebiasaan itu harus sudah mulai ditinggalkan,” ucap pria yang kerap disapa Kang Emil tersebut.

Gandeng BUMD

Dukungan untuk melakukan transisi energi tidak berhenti sampai di situ. PLN juga berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Migas Utama Jabar (Perseroda) untuk mendorong transisi energi yang diwujudkan melalui penandatanganan MoU di antara keduanya.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo mengatakan, transisi untuk menuju energi bersih tak bisa dilakukan sendiri oleh pihaknya sendiri. Menurut dia, perlu kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

“PLN mengajak berbagai stakeholders untuk mendorong transisi menuju energi bersih. Dengan kolaborasi, maka transisi energi bisa cepat terwujud,” kata Hartanto.

Melalui nota kesepahaman tersebut, PLN dan PT Migas Utama Jabar akan melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik dalam rangka mendukung program pengurangan emisi.

Selanjutnya, kedua pihak akan melakukan pengembangan sumber EBT dalam upaya meningkatkan produktivitas dalam mendukung ketahanan dan keandalan energi. Serta, mengoptimalkan sumber daya bersama untuk menghasilkan pendapatan (revenue) dari nonkelistrikan.

Sejauh ini potensi EBT di Jawa Barat tercatat cukup besar tetapi belum dimanfaatkan optimal. Potensi renewable energy tercatat 170,4 giga watt (GW), berasal dari angin, matahari, air, biomassa dan lain-lain. Sementara, yang sudah termanfaatkan sekitar 3,4 GW atau baru sekitar 2 persen.