Harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia sering jadi rujukan masyarakat Indonesia untuk dibandingkan dengan harga di dalam negeri. Harga bensin beroktan 95 di sana setara Rp6.800 per liter, lebih murah dari Pertalite (oktan 90) sebesar Rp10.000 per liter.
Pemerintah Malaysia memang masih membatasi harga bensin beroktan 95 agar tidak lebih dari 2,05 ringgit Malaysia. Tidak hanya itu, Malaysia juga menetapkan batas atas harga bensin beroktan 98 sebesar 4,3 ringgit Malaysia (setara Rp14.300 per liter).
Sama seperti Indonesia, pemerintah Malaysia masih memberikan subsidi BBM. Meski begitu, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz mengatakan, negaranya sedang menggodok rencana untuk melakukan subsidi tepat sasaran.
“Kelompok penghasilan tinggi (20% terkaya) menikmati sekitar 8 miliar ringgit Malaysia dalam bentuk subsidi BBM. Angka ini lebih besar dari 6 miliar ringgit yang dinikmati kelompok 40% termiskin,” ujar Tengku Zafrul seperti dikutip dari FreeMalaysiaToday.
Dirinya mengatakan mekanisme subsidi tepat sasaran ini masih akan diuji coba terlebih dahulu. Dia pun memastikan masyarakat Malaysia bahwa perubahan kebijakan ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Pemerintah Malaysia saat ini masih dapat menanggung beban subsidi minyak meski harga sedang meningkat. Alasannya, Malaysia juga diuntungkan dari tingginya harga minyak akibat statusnya sebagai eksportir minyak. Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia.
Pada 2021 saja, Malaysia mendapat surplus perdagangan minyak lebih dari US$11 miliar. Keuntungan dari penjualan minyak juga membuat Petronas, BUMN minyak Malaysia, menutup kecilnya laba dari sektor hilir bisnisnya.