Pertamina Hulu Rokan mengembangkan solusi berbasis alam (nature based solutions/NBS) melalui pembangunan lahan basah buatan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya dan strategi untuk membantu Indonesia mencapai target net zero emission (NZE) 2060.
Lahan basah buatan Pertamina memiliki luas 5.000 m2 yang berlokasi di empat stasiun produksi (gathering station/GS), antara lain GS Petani, GS Pematang, GS Bekasap, dan GS Bangko. Hadirnya lahan basah buatan membantu Pertamina menghemat energi dari 4.873 MWh menjadi 3.111 MWh sepanjang Januari-Oktober 2023. Pada rentang waktu yang sama, lahan basah buatan juga mendorong pengurangan emisi hingga 1.341 tCO2eq.
Bagi masyarakat, kehadiran lahan basah buatan Pertamina membantu mengurangi risiko banjir, memproduksi air bersih untuk pertanian, sebagai sarana transportasi perairan, serta menjadi wadah pengelolaan lingkungan.
Pembangunan lahan basah buatan merupakan wujud komitmen Pertamina dalam pelestarian lingkungan hidup. Tiga poin komitmen lingkungan Pertamina meliputi penerapan prinsip berkelanjutan (ESG), optimalisasi penggunaan air dan pengurangan dampak lingkungan.