Mengenal Sejarah Perayaan Tahun Baru yang Meriah di Berbagai Negara

Unsplash
Ilustrasi, pertunjukan kembang api yang lazim dilakukan pada saat malam tahun baru.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
30/12/2022, 13.17 WIB

Pergantian Tahun Baru 2023 akan segera tiba. Pergantian tahun biasanya dirayakan dengan penuh suka cita oleh masyarakat seluruh dunia. Namun, tahukah anda bagaimana sejarah perayaan tahun baru?

Menurut Faisal Ismail dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (2017), sejarah perayaan tahun baru pertama kali tercatat sejak sekitar 4.000 tahun lalu atau sejak 2.000 tahun sebelum masehi (SM). Tujuan perayaan tahun baru ini dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM).

Ilustrasi tahun baru (Unsplash)

Perayaan tahun baru oleh bangsa Babel ini dilakukan dengan mengikuti penanggalan pada bulan pertama vernal equinox (perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptikal). Pada saat itu, tahun baru dirayakan pada pertengahan bulan Maret, karena pada masa itu adalah pergantian musim.

Perayaan tahun baru oleh bangsa Babilonia kala itu diselenggarakan dengan berbagai macam ritual. Mereka menggelar perayaan tersebut dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu yang melibatkan berbagai ritual berbeda selama 11 hari.

Bagi bangsa Babilonia perayaan tahun baru dianggap sebagai kemenangan Dewa Langit Marduk melawan Dewi Laut yang jahat, Tiamat. Selama perayaan tersebut Raja Babilonia menerima mahkota baru sebagai simbol pembaharuan mandat dari sang ilahi.

Sejarah Perayaan Tahun Baru 1 Januari Masyarakat Romawi

Ilustrasi Masyarakat Romawi (Freepik)

Sejarah perayaan tahun baru ditetapkan pada 1 Januari tak lepas kaitannya dengan pengembangan penanggalan bangsa Romawi kuno. Tak luput pula peran dari sosok Julius Caesar.

Kala itu, pendiri Roma bernama Romulus masih menerapkan penanggalan Masehi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari. Lalu pada abad ke-8 SM, Numa Pompilius menambahkan dua bulan dalam penanggalan kalender Romawi, yakni Januarius dan Februarius.

Selanjutnya Julius Caesar berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika untuk menyempurnakan penanggalan Masehi tersebut. Ia menamai bulan pertama kalender Romawi dengan nama Janus, yang berasal dari nama dewa Romawi yang memiliki dua muka untuk memandang ke depan dan belakang.

Sejarah penetapan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru itu dilakukan sebagai penghormatan kepada dewa Janus, dewa permulaan Romawi. Kala itu, bangsa Romawi memperingati tahun baru dengan berbagai pengorbanan kepada Janus, bertukar hadiah, mendekorasi rumah, dan mengunjungi beberapa pesta.

Halaman: