Curah Hujan adalah Jumlah Air yang Turun ke Permukaan Bumi

Unsplash
Ilustrasi, hujan.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
23/2/2023, 13.40 WIB

1. Bentuk medan atau topografi

Apabila wilayah datarannya semakin tinggi, maka curah hujannya semakin rendah.

2. Arah lereng medan

Arah lereng medan merupakan konfigurasi lereng menurut arah mata angin.

3. Arah angin yang sejajar dengan garis pantai

Poin ini mengacu pada garis pantai dengan arah angin bergerak.

4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Jarak ketika angin bergerak melintasi wilayah yang datar akan mempengaruhi curah hujan.

Jenis-jenis Hujan

1. Hujan Muson

Melansir dari Gramedia, hujan muson disebabkan oleh angin muson yang menimbulkan hujan dan musim kemarau. Diketahui bahwa angin muson datang dari daratan Asia menuju Australia. Saat angin melewati lautan, maka akan menghasilkan uap air dan hujan yang relatif banyak.

2. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi ketika permukaan atau massa udara yang hangat dengan massa udara dingin yang cukup besar. Proses tersebut menyebabkan turbulensi hingga perubahan suhu menjadi dingin secara tiba-tiba. Dari situ, terjadi kondensasi, lalu turunlah hujan. diketahui bahwa kondensasi adalah pengembunan.

Mengutip dari Gramedia.com, ternyata hujan frontal cukup berbahaya. Akibat pertemuan dua massa udara, bisa menimbulkan petir dalam beberapa menit hingga jam. Maka dari itu, jenis hujan ini sebaiknya dihindari untuk bepergian.

3. Hujan Konvektif

Hujan konvektif terjadi karena perbedaan panas pada lapisan udara dan permukaan tanah. Jenis ini akan menghasilkan curah hujan yang tinggi. Adapun hal yang patut diketahui adalah sumber dari hujan ini adalah awan jenis konvektif yang dihasilkan oleh proses konveksi akibat pemanasan radiasi surya.

4. Hujan Asam

Hujan asam terjadi karena adanya karbondioksida yang larut di dalam air hujan. curah hujan juga lebih asam karena polusi pada atmosfer. Maka dari itu, airnya tidak bagus untuk lingkungan. Hujan jenis ini bisa disebabkan oleh pembakaran industri batu bara, bahan fosil, dan gas limbah yang mengandung sulfur dan nitrogen oksida.

5. Hujan Orografis

Jenis hujan ini biasa terjadi di kawasan pegunungan. Lantaran pergerakan udara lembab di daerah dataran tinggi dan menyebabkan pendinginan dan kondensasi. Hujan orografis terjadi karena gerakan lurus ke atas angin yang mengandung uap air. Udara pada dataran tinggi akan berperan sebagai penghalang aliran udara, memaksa udara naik dan udara lembap bergerak naik ke atas dengan menghasilkan awan dan curah hujan.

6. Hujan Siklon

Hujan siklon terjadi akibat pemanasan dari udara hangat yang disebabkan oleh pertemuan angin pasat timur laut dan pasat tenggara. Hujan ini biasa ditandai dengan awan mendung. Ketika hujan turun, curahnya relatif tinggi dan lebat.

7. Hujan Buatan

Hujan buatan sengaja dibuat oleh manusia apabila tidak terjadi hujan dalam waktu yang lama. Cara ini juga biasa dilakukan untuk memadamkan api kebakaran dalam skala yang besar. Disebut metode reduksi, dalam prosesnya memerlukan tumbuhan dan aglomerasi agar bisa membentuk es.

Halaman: