Contoh Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan untuk Referensi

Pexels
Ilustrasi Kultum Tentang Keistimewaan Bulan Ramadan
Penulis: Tifani
Editor: Intan
8/3/2023, 15.30 WIB

Dalam hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan, “Puasa itu perisai (penghalang), yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka.”

Hadis itu dikuatkan oleh hadis riwayat Imam Nasa’i, “Puasa itu penghalang, selagi ia tidak dirusak.”

Berdasarkan hadis itu kita meyakini bahwa puasa yang kita lakukan, selagi tidak dirusak, akan menjadi penghalang (perisai) dari api neraka kelak. Adapun hal-hal yang merusak puasa di antaranya adalah dusta, menggunjing, memfitnah, dan kemaksiatan lainnya.

Karena itu sudah selazimnya kita menjaga puasa kita agar tetap bermakna.

Rasulullah mengingatkan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang salat malam, tapi tiak mendapatkan dari salatnya kecuali hanya begadang.” (HR Ibnu Majah)

Demikianlah, dua dari banyak keutamaan puasa ini semoga menjadi motivasi bagi kita agar bisa menjalankan puasa sebaik-baiknya. Allahumma ainna ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ibadatika. Aamiin ya rabbal alamin.

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

3. Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan

Hadits Tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan (Pexels)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini. Sholawat serta salam, mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Hadirin yang saya hormati, Hari ini kita masih diberikan nikmat bisa bertemu kembali dengan Bulan Ramadan, bulan suci yang penuh berkah, ampunan dan rahmat Allah. Sepanjang Ramadan ini, umat Islam diwajibkan puasa selama sebulan penuh. Kewajiban bagi tiap Muslim yang jika dilakukan dengan penuh keimanan dapat mengantarnya ke surga.

Kewajiban berpuasa pada Bulan Ramadan ini sebagaimana firman Allah subhanu wa’taála dalam surat Al-Baqarah ayat 183 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan melalui ayat tersebut di atas Allah SWT ber-khitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah.

Allah menyebutkan, sebagaimana puasa diwajibkan atas mereka, sesungguhnya Allah pun telah mewajibkannya atas umat-umat sebelum mereka. Dengan demikian, berarti mereka mempunyai teladan dalam berpuasa, dan hal ini memberikan semangat kepada mereka dalam menunaikan kewajiban ini, yaitu dengan penunaian yang lebih sempurna dari apa yang telah ditunaikan oleh orang-orang sebelum mereka.

Syaikh Al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya seperti diterangkan Ustaz Saiyid Mahadhir dalam bukunya Bekal Ramadan dan Idul Fitri, hikmah dari puasa itu adalah hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang muslim, karena puasa membiasakan seorang muslim untuk takut kepada Allah swt dalam kondisi sembunyi maupun ramai.

Selama puasa seorang muslim selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, mereka berani menahan syahwat hanya karena merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi, perasaan inilah yang jika berlanjut setelah Ramadan akan menjadi sebab takwa seorang muslim. Muara dari ketakwaan itu yang mengantarkan seorang Muslim meraih pintu surga Firdaus seperti disebutkan dalam sebuah hadits.

Imam Al Bukhari Rahimahullahu Ta’ala berkata :

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku telah menceritakan kepadaku Hilal dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda:

Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, dan berpuasa pada bulan Ramadan, maka Allah berkewajiban memasukkannya kedalam surga, baik ia berhijrah di jalan Allah atau duduk di tempat tinggalnya tempat ia dilahirkannya”.

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak kah sebaiknya kami menggambarkan orang-orang tentang hal ini?” Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam menjawab:

Dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Arrahman, dan daripadanya sungai surga memancar.” (HR. Bukhari No. 6873 dan 2851, Ahmad No. 8067 dan 8119)

Melalui hadis tersebut, ternyata iman kepada Allah dan Rasulnya, mendirikan shalat dan berpuasa Ramadan kemuliaannya sebanding dengan berhijrah di jalan Allah. Saking gembiranya, para sahabat meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk memberitahukan kabar gembira tersebut kepada khalayak ramai.

Alih-alih mengizinkan, Rasulullah malah melanjutkan sabdanya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyediakan surga yang didalamnya ada 100 derajat yang mana setiap dua derajat jaraknya bagaikan langit dan bumi, Subhanallah!. Surga tersebut diperuntukkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Seberapa jauhkah jarak antara langit dan bumi? Ibnu Hajar menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang seberapa jauhnya.

Imam Thabrani mengatakan bahwa jarak tempuh antara langit dan bumi memakan waktu waktu sekitar 500 tahun, Subhanallah!. Rasulullah juga menganjurkan kita agar berdoa memperoleh Firdaus, surga yang paling baik dan paling tinggi. Di atas Firdauslah singgasana Allah Al-Rahman berada.

Di bawah singgasana tersebutlah memancar sungai-sungai yang mengaliri semua surga. Mau surga ? maksimalkan lah iman kita, shalat kita dan puasa Ramadan kita. Semoga kita semua bertemu di surga Firdaus, aamiin.

Demikian kultum tentang keistimewaan bulan Ramadan yang jika dikerjakan dengan penuh keimanan akan membawa keberkahan bagi kaum muslim. Wallahu A'la. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Halaman: