Memahami Ciri-ciri, Unsur, Jenis, dan Struktur Puisi

Freepik
Ilustrasi, puisi
Editor: Agung
17/1/2024, 16.38 WIB

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang banyak disukai karena memiliki rangkaian kata yang indah dan menarik untuk dibaca. Melalui karya sastra ini, penulis bisa mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaan dengan memanfaatkan segala daya bahasa, kreativitas dan imajinasinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Sementara itu, menurut HB Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

Di Indonesia, ada banyak sastrawan yang yang telah menghasilkan karya-karya fenomenal, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, hingga Joko Pinurbo.

Pada artikel ini, akan dibahas lengkap mengenai puisi, mulai dari karakteristik hingga struktur nya yang berperan besar dalam proses pembuatan karya sastra ini. Berikut di bawah ini ulasannya.

Struktur Puisi(Unsplash)

Ciri-ciri Puisi

Puisi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan karya sastra lain, yaitu:

  • Berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang bersifat imajinatif.
  • Menggunakan bahasa konotatif.
  • Terdapat pemadatan segala unsur daya bahasa.
  • Menggunakan diksi yang tepat dengan memperhatikan irama atau bunyi.
  • Dapat dibentuk oleh tipografi.

Unsur-unsur Puisi

Unsur-unsur puisi bisa dibagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut dibawah ini penjelasannya.

1. Unsur Intrinsik

Unsur puisi yang pertama adalah unsur intrinsik yang terkandung dalam puisi dan memengaruhi puisi sebagai karya sastra. Adapun unsur intrinsik yang ada di dalam puisi, yaitu:

  • Diksi, adalah pemilihan kata dengan mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.
  • Imaji atau daya bayang, adalah membangun puisi dengan menggunakan kata-kata yang konkret dan khas untuk menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.
  • Majas atau gaya bahasa, adalah bahasa yang dipakai penyair untuk mengungkapkan suatu ide dengan cara yang tidak biasa, atau kata bermakna kiasan.
  • Bunyi, adalah kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
  • Rima, adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan menimbulkan efek keindahan.
  • Ritme, adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi. Tema adalah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur puisi selanjutnya adalah unsur ekstrinsik yang terdiri dari aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, dan aspek religius. Berikut di bawah ini penjelasannya

  • Aspek historis adalah unsur kesejarahan puisi.
  • Aspek psikologis adalah aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.
  • Aspek filsafat adalah berkaitan erat dengan karya sastra secara keseluruhan.
  • Aspek religius adalah mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh penyair.

Jenis-jenis Puisi

Terdapat jenis-jenis puisi yang dibagi berdasarkan isinya, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Berikut di bawah ini pembahasan masing-masing jenisnya.

1. Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif sendiri terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa.

Balada adalah jenis puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang Tercinta.

Sementara itu, romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah percintaan, dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.

Struktur Puisi (Unsplash)

2. Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode.

Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya Asrul Sani.

Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya W.S. Rendra.

Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.

3. Puisi Deskriptif

Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku.

Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.

Struktur Puisi

Struktur puisi terdiri dari 2 jenis, yakni struktur batin dan struktur fisik. Berikut penjelasannya:

1. Struktur Batin

Struktur batin adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi meliputi tema, amanat, dan sikap penyair.

2. Struktur Fisik

Struktur fisik adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau tampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi meliputi majas, rima, konotasi, kata berlambang, dan pengimajian.

Itulah rangkuman mengenai puisi, mulai dari ciri-ciri, unsur, hingga strukturnya yang memiliki pengaruh besar dalam karya sastra itu sendiri.