5 Tempat Wisata di Banyuwangi yang Menarik dan Populer

ANTARA FOTO/ Budi Chandra Setya
Wisatawan menikmati pemandangan di kawasan Jawatan Benculuk, salah satu tempat wisata di Banyuwangi, Jawa Timur.
10/9/2021, 15.10 WIB

Terkenal sebagai “The Sunrise of Java”, Banyuwangi memiliki perpaduan antara pemandangan alam yang menakjubkan dengan kekayaan kesenian dan budaya yang memesona. Kabupaten ini berada di sisi paling timur Jawa Timur. Lokasinya berbatasan dengan Situbondo di selatan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Jember dan Bondowoso.

Baru-baru ini, Kabupaten Banyuwangi meraih empat penghargaan dari enam kategori dalam  Trisakti Tourism Award 2021, seperti dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Penghargaan tersebut dianugerahkan karena perkembangan dan pelestarian pariwisatanya.

Adanya pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata terkena imbas. Terlebih dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM yang membuat banyak tempat wisata tutup. Dilansir dari situs Pemkab Banyuwangi, PPKM di daerah tersebut turun menjadi level 2 sehingga pemerintah sedang mengantisipasi pembukaan tempat wisata.

Mulai 10 September 2021, tempat wisata di Banyuwangi sudah mulai buka. Syaratnya, pengunjung harus sudah vaksin dibuktikan dengan sertifikat vaksin. Seluruh tempat wisata harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau memakai barcode untuk mengidentifikasi.

Kapasitas tempat wisata juga dibatasi hanya 25%. Pembukaan tersebut diharapkan mampu membangkitkan sektor pariwisata di Banyuwangi. Untuk mengendalikan pembukaan tempat wisata, pemerintah setempat bersama TNI dan Polri akan melakukan pengawasan.

Sebelum berkunjung ke Banyuwangi, ada baiknya Anda meninjau tempat wisata mana saja yang akan dikunjungi. Simak rekomendasi tempat wisata di Banyuwangi berikut ini.

1. Kawah Ijen

Kawah Ijen (geopark.bondowosokab.go.id)

Terletak 2.368 meter di atas permukaan laut, Kawah Ijen merupakan kawah asam terbesar di dunia dengan kedalaman sekitar 200 meter dan lebar mencapai 5.466 hektare. Kawah ini merupakan bagian dari Taman Nasional Ijen yang juga berfungsi sebagai tempat wisata.

Pengunjung dapat menyaksikan indahnya matahari terbit dan danau pirus di kawah yang berisi sekitar enam juta liter larutan asam. Kawah ini juga berfungsi sebagai tempat pertambangan belerang sehingga banyak ditemui penambang yang luar biasa, mengangkat bebatuan tanpa alat berat.

Kawah Ijen dapat dicapai dari timur atau barat dengan berbagai jenis kendaraan. Namun, saat sampai tempat parkir, pengunjung harus berjalan melalui dua pilihan.

Perjalanan dapat ditempuh dengan jarak 3 kilometer dengan berjalan kaki melalui hutan atau melalui jalur pendakian. Jalur dapat ditempuh dari ujung jalan ke tepi danau dalam waktu satu setengah jam. Jalur pendakian lebih populer karena lebih cepat daripada berjalan kaki yang memakan waktu sehari penuh.

Suhu di Kawah Ijen turun drastis saat malam. Dekat bibir kawah, suhu dapat turun hingga sekitar 5 derajat Celcius. Pengunjung juga dapat menginap di stasiun vulkanologi lama di atas bukit yang sekarang digunakan oleh pengumpul belerang. Namun, harus mendapatkan izin terlebih dahulu.

Fenomena api biru adalah daya tarik Kawah Ijen yang mendunia. Ini adalah pemandangan langka  karena api biru hanya ada di Kawah Ijen dan Gunung Dallol, Etiopia. Waktu terbaik untuk melihat api biru adalah sebelum fajar menyingsing.

Nyala api biru memberikan sentuhan magis yang indah dan menarik untuk objek fotografi. Karena bau belerang yang menyengat, pengunjung disarankan untuk mengenakan masker gas saat mendekati kawah.

2. Pantai Sukamade

Pantai Sukamade berjarak sekitar 97 kilometer ke arah barat daya Banyuwangi. Tempat wisata ini alami, tenang, dan indah. Terdapat perkebunan seluas 1.200 hektare yang merupakan perkebunan karet, kopi, dan kakao.

Pantai Sukamade merupakan tempat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur yang mengurusi pelestarian penyu. Wisata petualangan malam ke Sukamade merupakan perjalanan yang tak terlupakan. Anda akan dipandu oleh pengelola untuk menemukan penyu datang ke pantai untuk bertelur.

Wisatawan bisa melihat penyu betina bertelur lebih dari seratus butir di pantai berpasir. Penyu betina biasanya mulai mendarat pada pukul 19.30 WIB dan kembali ke laut pada pukul 24.00 WIB. Bulan November hingga Maret adalah musim puncak bertelur.

Jalan menuju pantai Sukamade sudah bagus dan halus. Saat perjalanan, pengunjung dapat singgah di Teluk Hijau, yaitu sebuah teluk yang indah dengan tebing-tebing menjulang tinggi di sekitarnya.

3. Jawatan Benculuk

Jawatan Benculuk adalah hutan wisata yang terletak di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, sekitar 45 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Dilansir dari Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tempat wisata ini milik Perhutani dengan jenis pohon yang mendominasi adalah trembesi. Bahkan, ada pohon yang berusia 100 tahun.

Menurut situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada  1952, tempat ini sebetulnya bukan dibangun untuk tempat wisata, melainkan sebagai area resapan air dan penimbun kayu jati yang dikelola oleh Perhutani Banyuwangi.

Namun, keberadaan pohon-pohon trembesi yang rindang dan menjulang tinggi menciptakan sebuah pemandangan nan eksotis sekaligus misterius. Banyak orang yang datang ke sini untuk menikmati pesonanya.

Sebelum menjadi hutan wisata, Jawatan Benculuk adalah tempat penimbunan kayu jati seluas enam hektare dan baru dikembangkan pada tahun 2017. Wisatawan dapat berkeliling area hutan untuk menikmati suasana asri dan indah melalui jalan setapak.

4. Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo (www.indonesia.travel)

Taman nasional ini sangat terkenal di Banyuwangi. Namanya Taman Nasional Alas Purwo. Letaknya di sisi selatan Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Tegaldlimo.

Menurut situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kawasan Alas Purwo semula berstatus Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 6 stbl 456 pada 01 September 1939 dengan luas area sebesar 62 ribu hektare.

Kemudian kawasan tersebut diubah menjadi Taman Nasional Alas Purwo dengan luas 43.420 hektare melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan pada 1992. Saat ini, luasanya mencapai 44.037 hektare dan memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. 

Salah satu keunikan dari Taman Nasional Alas Purwo adalah banteng yang bisa dilihat dari padang Savana Sadengan di tengah hutan. Terdapat pula sebuah tempat ibadah umat Hindu yang diyakini sebagai tertua, yaitu Pura Kawitan.

Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang mempunyai berbagai macam tipe ekosistem mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana, dan hutan tanaman.

5. Pantai Pulau Merah

Pantai Pulau Merah memikat wisatawan dengan pantai berpasir yang tampak berwarna merah mudah lembut dan garis pantai yang panjang. Pantai ini juga memiliki pulau sendiri yang memiliki tanah merah dan vegetasi hijau dengan bentuk kecil seperti gunung.

Saat air surut, pengunjung dapat berjalan melintasi dan menjelajahi pulau dari dekat. Dari warna tanah pulau, pasir kemerahan merupakan campuran pasir putih dan tanah merah yang berasal dari pulau terdekat.

Ombak di Pantai Pulau Merah cukup tinggi sehingga ramai dikunjungi para peselancar untuk menguji ombak. Dengan ombak rata-rata setinggi 2 meter, pantai ini sangat cocok untuk melatih kemampuan berselancar Anda.

Meskipun Pantai Pulau Merah populer untuk berselancar, pengunjung tidak dianjurkan berenang di sini karena ombak Samudera Hindia yang kuat. Pantai ini mudah diakses dari pusat kota Banyuwangi. Letaknya sekitar 60 kilometer selatan kota dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua setengah jam perjalanan.

Itulah tempat wisata di Banyuwangi yang dapat Anda kunjungi. Saat berkunjung, patuhi protokol kesehatan dan selalu jaga kebersihan.