Naikkan Harga BBM Saja, Belum Bisa Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Image title
Oleh
16 Oktober 2014, 16:35
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan, tidak cukup hanya dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM, memang bisa menghemat anggaran, namun belum tentu pengaruhnya pada penurunan konsumsi bisa besar.

"Seberapa besar penurunan konsumsi inilah, yang akan terlihat dampaknya ke neraca pembayaran. Bukan dari penghematannya (terhadap anggaran)," ujar Darmin, dalam seminar bertemakan 'Bedah Tuntas Solusi Defisit Transaksi Berjalan', di Jakarta, Kamis (16/10).

Darmin menyebutkan defisit transaksi berjalan merupakan masalah struktural. Makanya butuh perbaikan secara struktural, untuk mampu menurunkan defisit transaksi berjalan di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). (Baca: Defisit Transaksi Berjalan Melebar Hingga 4,3 Persen dari PDB)

Pertama, pemerintah perlu membuat kebijakan energi nasional, setelah menaikan harga BBM. Agar ke depannya Indonesia tak lagi bergantung pada impor minyak. Serta, mengalokasikan penghematan BBM ke sektor yang produktif, agar pertumbuhan ekonomi bisa kembali ditingkatkan.

Kedua, melakukan reformasi birokrasi dengan menetapkan standarisasi di berbagai bidang, terutama pajak. Agar pendapatan pemerintah tetap bertambah dari sisi internal. Menurut Darmin, selama ini aturan dibuat tidak fleksibel, agar bisa diubah-ubah pelaksanaanya. Untuk itu, perlu ada standarisasi, benchmark, dan pengawasan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...