IHSG Bersiap Tembus Rekor Baru

Image title
Oleh
22 Agustus 2014, 08:26
Bursa Saham
Arief Kamaludin|Katadata
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersiap menembus rekor baru setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menguatkan kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2014-2019.

Rekor tertinggi IHSG tercatat sebesar 5.214,98 pada 20 Mei 2013. Sedangkan pada penutupan perdagangan kemarin, indeks ditutup pada level 5.206,14 atau menguat 15,97 poin atau 0,31 persen.

Pada perdagangan kemarin, IHSG sempat melemah 33,7 poin atau 0,65 persen ke posisi 5.156,47 di akhir perdagangan sesi pagi. Turunnya indeks terjadi menjelang penutupan disebabkan berhembus kabar bahwa massa pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan memaksa masuk ke dalam Gedung MK. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan kerusuhan.

Namun indeks kembali pulih (rebound) saat memasuki sesi perdagangan siang hingga akhirnya ditutup menguat. Tercatat pada sesi perdagangan kedua, IHSG mengalami rebound sebesar 0,96 persen dibandingkan sesi sebelumnya.

(Baca: IHSG Rebound, Mendekati Rekor 20 Mei 2013)

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, menuturkan keputusan MK tersebut memberikan kepastian politik di Tanah Air. IHSG berpotensi menguat, tapi tetap perlu diwaspadai adanya kemungkinan aksi ambil untung (profit taking).

?Setelah semuanya selesai, mulai dari pemilihan legislatif sampai pemilihan presiden, IHSG berpeluang menguat. Tapi masih dibayangi aksi jual kalau IHSG naik hari ini karena valuasinya makin mahal,? kata dia saat dihubungi Katadata, Jumat (22/8).

Hal ini, kata Edwin, tercermin dari indeks EIDO atau indeks reksa dana di bursa saham Amerika Serikat yang memuat saham-saham Indonesia yang justru turun 0,31 persen. Menurut dia, penurunan itu merupakan hal yang wajar setelah ada euforia yang sifatnya jangka pendek, maka pelaku pasar akan kembali melihat fundamental.

?Kalau kenaikan sudah tinggi, pasar akan kembali melihat data ekonomi dan kinerja fundamental emiten. Seperti perlambatan PDB Indonesia selama empat tahun terakhir. Kuartal I tumbuhnya cuma 5,17 persen,? ujar Edwin.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...