Pertumbuhan Ekonomi Bali Rendah, Harga Tiket Pesawat Dapat Diskon

Aryo Widhy Wicaksono
12 Agustus 2022, 06:15
Calon penumpang melihat jadwal penerbangan lewat layar elektronik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/8/2022).
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Calon penumpang melihat jadwal penerbangan lewat layar elektronik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/8/2022).

Sejak awal tahun ini, pandemi Covid-19 telah memberikan guncangan kepada beragam startup. Setidaknya terdapat tujuh perusahaan rintisan yang mengonfirmasi telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan ratusan karyawannya per awal Juli.

Mereka adalah TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo. Zenius bahkan sampai perlu melakukan gelombang PHK hingga dua kali. Padahal, secara perekonomian, rata-rata sektor industri dari ketujuh startup tersebut justru diuntungkan dengan adanya pandemi.

Berbeda halnya dengan sektor pariwisata. Tanpa mobilitas warga, sektor ini cukup terpukul. Lalu bagaimana dengan startup pariwisata alias online travel agent (OTA) seperti Tiket.com, apakah mereka juga melakukan PHK?

Chief People Officer Tiket.com Dudi Arisandi mengatakan, kondisi pada awal pandemi corona memang sulit.

Namun, startup pariwisata itu memutuskan untuk tidak melakukan PHK. “Kami memutuskan untuk tidak melakukan pengurangan karyawan sama sekali,” ujar Dudi dalam acara perayaan ulang tahun ke-11 Tiket.com, Kamis (11/8).

Simak pernyataan lengkap Dudi terkait upaya Tiket.com untuk menghadapi tantangan pandemi di sini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengakui sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang belum sepenuhnya pulih. Imbasnya, Bali dan Nusa Tenggara, dua daerah di Indonesia yang sangat bergantung dengan pariwisata, pertumbuhan ekonominya paling rendah pada kuartal II 2022.

Hal ini dikarenakan melambatnya kunjungan turis asal Cina, Amerika dan Eropa.

"Arus masuk turis masih sangat tertahan, ini terutama karena kalau kita lihat di Cina ada lockdown, Eropa menghadapi perang dan inflasi tinggi sehingga perekonomiannya mulai melemah, AS juga seperti itu," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...