RI Harus Ambil Peluang Relokasi Investasi dari China
KATADATA ? Indonesia perlu menarik investasi di sektor manufaktur untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal. Indonesia dapat mencontoh China yang sudah terlebih dulu mengandalkan sektor industri ini.
?Kita punya peluang untuk tumbuh double digit seperti China. Kalau nggak tumbuh double digit kita nggak bisa keluar dari middle income trap. Kita harus ciptakan lapangan kerja yang banyak,? kata ekonom Raden Pardede di Jakarta, Jumat (26/9).
Saat ini, dia menjelaskan, China tidak lagi bertarung di sektor manufaktur yang mengandalkan pada karya, tapi ke sektor padat teknologi. Makin mahalnya biaya buruh di sana membuat investor mengalihkan investasinya ke luar China.
Selain itu, bonus demografi China juga sudah menurun, dan daya saing produk ekspornya juga berkurang. ?Ini peluang bagi kita untuk mengambil tempat itu (industri manufaktur). Saat ini negara lain seperti Bangladesh, Kamboja, India, Vietnam juga berebut tempat itu,? kata Pardede.
Jika dapat memanfaatkan peluang ini, industri manufaktur Indonesia dapat tumbuh US$ 2 juta-US$ 3,5 juta per tahun dan mampu menyerap tenaga kerja besar hingga lima tahun ke depan.
?Kalau kita nggak ambil dari sekarang, kita nggak akan bisa tumbuh double digit. Jadi nggak bisa keluar dari middle income trap,? tutur dia. Adapun yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyiapkan lahan, infrastruktur, dan mempermudah kebijakan investasi.