Optimisme Sri Mulyani Mengikis Kemiskinan

Miftah Ardhian
18 Oktober 2016, 10:57
Sri Mulyani
Arief Kamaludin | Katadata

Sejak menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati kerap membincangkan kemiskinan dan upaya menanganinya, terutama di negara-negara berkembang. Sehari sebelum diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Agustus lalu, dia juga memasukkan topik tersebut dalam pidatonya di Universitas Indonesia.

Kini, setelah kembali memangku posisi tersebut, persoalan “rakyat jelata” tetap menjadi perhatiannya. Saat ini, tingkat kemiskinan Indonesia sudah turun menjadi 10,86 persen. Namun, angka tersebut berjalan semakin melambat dalam satu dekade terakhir, walau Indonesia masuk sebagai negara dengan pendapatan menengah di dunia.

Untuk mengikis problem sosial ini, pemerintah akan berfokus pada dua hal penting. Pertama, memberikan pelayanan mendasar bagi seluruh rakyat, terutama bagi keluarga miskin dan rentan miskin. Kedua, pembenahan kebijakan fiskal. Sri yakin dua hal itu dapat menghapuskan kemiskinan. (Baca: Bank Dunia: Indonesia Turut Dorong Penurunan Kemiskinan Dunia).

Dalam langkah pertama, pemerintah mesti memastikan dua kelompok masyarakat tadi memperoleh pelayanan dasar secara merata. Misalnya, tersedianya air bersih, sanitasi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Karena itu, pemerintah sedang giat membangun infrastruktur secara merata di setiap pelosok daerah di Indonesia.

Selain itu, anggaran pendidikan telah berada di angka Rp 400 triliun, jauh meningkat dibandingkan dengan 10 tahun lalu yang hanya sekitar Rp 50 - 70 triliun. Namun, pemerintah perlu memperketat pengawasan dalam penggunaan anggaran. Sebab, masih juga ditemukan sekolah yang bisa dikategorikan tidak layak untuk digunakan.

“Rp 400 triliun, tapi masih ada 50 ribu ruangan kelas yang rusak berat. Rp 100 triliun untuk kesehatan, tapi masih ada yang belum diimunisasi,” kata Sri di Gedung Djakarta Theater XXI, Jakarta, Senin malam, 17 Oktober 2016. (Baca juga: Dua Resep Sri Mulyani Menghadapi Badai Ekonomi).

Langkah kedua yakni terkait dengan kebijakan fiskal. Dalam instrumen ini, Sri menekankan dua hal penting. Pertama, penerimaan, terutama terkait perpajakan. Sri mengatakan pajak merupakan instrumen yang sangat penting. Dengan pajak, dana yang dikumpulkan dari berbagai orang kaya menjadi redistribusi untuk menggalakan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin. Kalau semua orang telah taat bayar pajak, Sri yakin, perekonomian Indonesia dapat tumbuh dan kemiskinan teratasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...