Kemenperin Proyeksikan Industri 2018 Tumbuh 5,67%

Dimas Jarot Bayu
11 Desember 2017, 14:55
GIIAS 2017
Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meninjau stand pamer Suzuki pada acara GIIAS 2017 di Tangerang, Banten, Kamis (10/08).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada 2018 sebesar 5,67%. Proyeksi ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 yang diperkirakan sebesar 5,4%.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, angka itu akan didorong dari berbagai subsektor industri, seperti logam dasar, makanan dan minuman, elektronika, alat angkut, mesin dan perlengkapan, serta kimia dan farmasi. Pasalnya, keenam subsektor tersebut memiliki kontribusi paling besar dalam menopang pertumbuhan industri nasional.

Advertisement

Airlangga mengatakan, pada kuartal III/2017, pertumbuhan industri logam dasar mencapai 10,6%, alat angkut 5,63%, makanan dan minuman sebesar 9,49%. Kemudian, pertumbuhan industri mesin dan alat perlengkapan sebesar 6,35%, serta kimia dan farmasi di atas 8%.

"Ini adalah sektor yang pertumbuhan ekonominya tinggi dan ini sektor yang akan mengangkat pertumbuhan dunia," kata Airlangga di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (11/12).

(Baca: 3 Tahun Jokowi, Menperin: Kontribusi Manufaktur Tertinggi ke-4 Dunia)

Menurut Airlangga, angka ini juga akan didorong melalui rencana aksi yang dilakukan dengan penyediaan sumber daya alam berbasis bahan baku dan energi untuk pembangunan industri dalam negeri. Kemudian, peningkatan kemampuan teknologi industri untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi, dan produktivitas serta peran sektor keuangan pada pembiayaan industri.

Selain itu, rencana aksi juga akan dilakukan dengan pemanfaatan global value chain oleh industri nasional di subsektor otomotif, elektronik, serta makanan dan minuman. Menurut Airlangga, nantinya ketiga subsektor tersebut akan dikembangkan lebih dahulu di wilayah regional Asia Tenggara.

"Kami tidak hanya melihat perdagangan internasional sebatas dari regulatory atau free trade, tapi kami lihat regional value chain, di mana industri Indonesia juga sudah keluar melakukan investasi," kata Airlangga.

(Baca: Indonesia – Korea Selatan Kerja Sama Kembangkan 9 Sektor Industri)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement