Rendahnya Penetrasi Perbankan Digital Dianggap sebagai Peluang
Rendahnya pengguna internet banking dinilai sebagai kesempatan bagi pelaku untuk bertumbuh. Bank Mandiri mengklaim pertumbuhan pengguna perbankan digital cukup baik. Meski, BCA masih mendominasi transaksi online.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan, lebih dari 94% atau 3,067 miliar transaksi nasabah dilakukan secara elektronik, tanpa melalui teller sepanjang tahun lalu. "Kami melihat survei tersebut dan melihat perkembangan penggunaan internet di Indonesia saat ini, sangat terbuka bagi perbankan untuk meningkatkan penetrasi transaksi," tutur Rohan, Selasa (20/2).
Hingga akhir 2017 lalu, jumlah pengguna internet banking Bank Mandiri telah mencapai 2,3 juta nasabah. Sepanjang tahun lalu, jumlah transaksi internet banking Bank Mandiri sebanyak 135 juta kali, dengan nilai mencapai Rp 35 triliun.
(Baca juga: Hanya 7,39% Pengguna Internet Indonesia Pakai Aplikasi Perbankan)
Jumlah itu masih jauh di bawah BCA yang hingga kuartal III tahun lalu jumlah transaksi internet banking-nya sebanyak 1,49 miliar kali, dengan nilai mencapai Rp 5.565,2 triliun.
Sementara, Sekretaris Perusahaan BTN Agus Susanto menyatakan bahwa penggunaan e-banking terus tumbuh, terutama di daerah-daerah. "Ke depan kami akan meningkat kualitas informasi teknologi (IT) dan menambah jaringan dan fitur produk yang berbasis digital," ujarnya.
Tak hanya oleh perbankan, rendahnya penetrasi jasa keuangan digital juga dianggap sebagai peluang oleh pengusaha financial technology (fintech). CEO Modalku Reynold Wijaya menyatakan, kolaborasi antara perbankan dan fintech dapat mendorong akses jasa keuangan ke masyarakat di berbagai daerah. "Saya melihat ini sebagai peluang untuk bank dan fintech tumbuh beriringan," kata dia.
(Baca juga: 143,3 juta Penduduk Indonesia Punya Akses Internet, Hampir 60% di Jawa)
Sebelumnya, Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan, hanya 7,39% pengguna internet yang mengakses jasa perbankan digital. Sebaliknya, dalam survei yang dikerjakan bersama Teknopreneur itu terungkap bahwa pengguna internet Indonesia paling banyak menggunakan aplikasi chatting (89,4%) dan media sosial (87%).