Menkeu Akui Krisis Turki Bikin Pamor Rupiah Meredup

Rizky Alika
13 Agustus 2018, 14:21
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Faktor eksternal yang mempertebal sentimen pelemahan nilai tukar rupiah saat ini adalah tertekannya lira Turki. Kondisi ini membuat dolar Amerika Serikat semakin kuat.

Beban utang kepada Eropa membuat keperkasaan lira Turki melempem. Sulit dihindari, kondisi ini berpengaruh terhadap euro Eropa. Ujungnya bisa ditebak, yakni nilai tukar dolar AS menjadi lebih perkasa.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Turki sedang mengalami gejolak politik yang berimbas kepada pasar keuangan global. Sejauh ini, belum ada reaksi signifikan dari Bank Sentral Turki merespon kejatuhan lira. Yang dilakukan sebatas mengubah aturan cadangan untuk meningkatkan likuiditas valas bank tetapi belum ampuh untuk mendongkrak lira.

"Karakter persoalan di sana (Turki) sebetulnya adalah persoalan serius. Masalah currency juga berpengaruh terhadap ekonomi domestik terutama juga dimensi politik dan keamanan di sana," kata dia, di Jakarta, Senin (13/8). 

Tantangan dari pasar keuangan global tidak bisa dibilang remeh tetapi Kemenkeu meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II/2018 terbilang kuat berkat sokongan dari konsumsi rumah tangga. Walau demikian, Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan investasi dan kinerja ekspor perlu terus dipacu.

(Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 5,27%, Tertinggi Selama Periode Jokowi)

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berpendapat bahwa efek krisis Turki terhadap rupiah bersifat sementara. Pelemahan kurs mata uang tidak hanya dialami rupiah melainkan sejumlah valas milik negara berkembang lain. "Ini (berdampak) kepada semua emerging market. Semestinya sementara," tuturnya. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...