Idrus Marham Tinggalkan Istana Tanpa Pin Menteri dan Mobil Dinas

Ameidyo Daud Nasution
24 Agustus 2018, 12:33
Idrus Marham
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Idrus Marham usai menjalani pemeriksaan kasus PLTU RIau-1 di KPK.

Menteri Sosial Idrus Marham muncul secara tiba-tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta pada pukul 10.00 tadi. Idrus menyelesaikan urusannya di istana sekitar pukul 11.20 WIB.

Ada kejanggalan ketika dia meninggalkan istana, yakni tak lagi mengenakan pin  yang biasa digunakan menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Selain itu, dia tak membawa mobil dinas Toyota Crowne, hanya menggunakan mobil biasa, SUV Mitsubishi.

Kedatangan Idrus ini bersamaan dengan beredarnya kabar dia akan mengundurkan diri lantaran tersangkut masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun Idrus bungkam ketika dikonfirmasi awak media perihal kabar pengunduran dirinya. 

"Nanti dulu, saya akan jelaskan semuanya," kata Idrus, Jumat (24/8).  (Baca juga: Tersangka Kasus PLTU Riau-1, Idrus Marham Mundur sebagai Mensos)

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang ikut menemani Idrus enggan membeberkan pasti apakah yang bersangkutan akan mengundurkan diri. Dirinya hanya mengatakan Idrus segera datang kembali ke Istana usai menunaikan salat Jumat di kantornya.

"Kami tunggu nanti setelah salat Jumat," kata Ngabalin.

Ngabalin juga tidak menjawab apakah kembalinya Idrus ke Kemensos untuk berpamitan. Namun dia hanya meminta agar semua mendoakan yang terbaik ke depannya. "Doakan saya juga agar mengatakan yang tidak melampaui kewenangan saya," kata Ngabalin.

(Baca juga: KPK Dalami Dugaan Suap PLTU Riau-1 Mengalir ke Idrus Marham)

Komisi Pemberantasan Korupsi  telah meminta keterangan dari Idrus beberapa kali terkait aliran dana suap dari kasus proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Riau-1. KPK mendalami dugaan aliran dana suap mengalir kepada Idrus Marham.

Dana tersebut diduga berasal dari pengusaha sekaligus pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budistrisno Kotjo melalui Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih. Eni diduga menerima suap mencapai Rp 4,8 miliar dari Johannes. KPK menduga suap tersebut untuk melancarkan proses kerja sama investasi proyek PLTU Riau-1.

(Baca juga: Periksa Idrus Marham 11 Jam, KPK Gali Info Dua Tersangka PLTU Riau-1)

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...