Pasar Global Mengancam, BI Intervensi untuk Selamatkan Rupiah

Rizky Alika
7 Desember 2018, 20:22
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menguat setelah tiga hari berturut-turut melemah. Penguatan terjadi seiring intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar valuta asing berjangka Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

“Dengan aktifnya Bank Indonesia intervensi dalam bentuk transaksi DNDF sepanjang sesi perdagangan, rupiah berhasil ditutup menguat,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada Katadata.co.id, Jumat (7/12).

Advertisement

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup di level 14.480 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot, Jumat (7/12). Ini artinya, rupiah menguat 0,28%, setelah sebelumnya melemah total 1,94% dalam tiga hari hingga menembus level 14.500 per dolar AS.

(Baca juga: Besarnya Ketergantungan pada Hot Money Buat Rupiah Mudah Bergejolak)

Nanang menjelaskan, nilai tukar rupiah melemah seiring dengan terjadinya “risk off” dan “flight to quality” di pasar keuangan global. Risk off adalah kecenderungan pelaku pasar untuk hati-hati dalam berinvestasi. Sedangkan “flight to quality” dalam konteks ini dapat diartikan sebagai perpindahan investasi ke aset yang lebih menguntungkan.

Pemicu utamanya, kekhawatiran pasar terhadap kembali meningkatnya tensi perang dagang AS-Tiongkok menyusul ditangkapnya Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Wanzhou. Wanzhou ditangkap petugas kepolisian saat transit di bandara Vancouver, Kanada, pada 1 Desember lalu. Meng ditangkap dengan tuduhan melanggar penerapan sanksi ekonomi AS terhadap Iran.

(Baca juga: Hubungan AS-Tiongkok Terancam Merenggang Pasca Penangkapan Bos Huawei)

Kekhawatian pasar tersebut telah mendorong pelemahan indeks saham global, sementara yield US Treasury berlanjut turun hingga ke 2,83%, level terendah sejak September 2018. “Kurva imbal hasil (yield curve) di pasar obligasi AS cenderung inverted, bahkan spread yield obligasi 2 dan 5 tahun sudah negatif,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement