Optimisme Perekonomian Nasional Dorong IHSG Naik 0,64%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini Kamis (3/1) dengan kinerja positif walau sempat dibuka di zona merah dengan koreksi tipis 0,08%. Pada akhir perdagangan, IHSG parkir pada posisi 6.221,01 atau naik 0,64%.
Pasca jeda siang, pergerakan IHSG sempat tertekan dan bergerak di level yang lebih rendah dibandingkan pergerakan IHSG di sesi I. Namun 15 menit menjelang perdagangan tutup, masifnya aksi beli yang dilakukan investor mendorong IHSG melonjak menembus level 6.200 hingga ditutup pada posisi akhirnya tersebut.
Sentimen dari dalam negeri menjadi motor utama yang menggerakkan IHSG di zona hijau. Optimisme investor didorong oleh kondisi perekonomian nasional yang mengalami peningkatan.
Pertama, inflasi bulan Desember 2018 sebesar 0,62% yang menjadi level inflasi bulanan tertinggi sepanjang 2018 yang menunjukkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat pada bulan terakhir 2018. Peningkatan konsumsi masyarakat turut membuat aktivitas di sektor manufaktur meningkat. Indeks PMI manufaktur Indonesia pada Desember kemarin naik menjadi 51,2 dari 50,4 pada bulan sebelumnya.
Dari 10 indeks sektoral, hanya dua sektor yang kinerjanya negatif hari ini. Sementara lima dari delapan sektor yang berkinerja positif, naik signifikan di atas 1%, salah satunya sektor konsumer yang naik 1,61%, manufaktur 1,42%, aneka industri naik 1,53%, pertanian naik 1,06%, serta properti yang melesat hingga 2,69%.
(Baca: Naiknya Konsumsi Dorong Pergerakan Indeks, IHSG Naik 0,27% di Sesi I)
Nilai tukar rupiah yang berbalik menguat pada sore ini juga turut memberikan dorongan terhadap pergerakan indeks. Hari ini rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), euro, dan poundsterling. Sementara terhadap mata uang Asia, rupiah hanya melemah terhadap yen dan baht.
Sementara itu mayoritas indeks di Asia hari ini mengalami koreksi. Strait Times terkoreksi 0,86%, Hang Seng turun 0,26%, Shanghai koreksi tipis 0,04%, Nikkei terkoreksi 0,31%, dan Kospi Korea turun 0,81%. Secara keseluruhan, hanya IHSG, PSEi Filipina, dan KLCI Malaysia yang ditutup pada zona hijau. PSEi melesat 2,56%, sedangkan KLCI naik 0,46%.
Investor di Asia jelas mengkhawatirkan kondisi perekonomian yang melambat di Asia yang dimulai dari Tiongkok. PMI manufaktur Tiongkok untuk periode Desember turun menjadi 49,7 dari posisi bulan sebelumnya 50,2. Sejumlah rilis data ekonomi Tiongkok sebulan terakhir memang banyak yang meleset dari perkiraan yang menunjukkan besarnya pengaruh perang dagang dengan AS terhadap perekonomian Tiongkok.
Pada dua hari perdagangan di awal tahun ini, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih relatif sepi. Nilai transaksi perdagangan saham hanya mencapai Rp 7,57 triliun, sedangkan volume saham yang diperdagangkan investor hanya mencapai 10,84 miliar saham. Sisi positifnya, investor asing kembali membukukan pembelian bersih, yaitu sebesar Rp 188,27 miliar.
(Baca: Sri Mulyani Lihat Peluang Pertumbuhan Ekonomi 2018 di Atas 5,15%)