Dua Hari Jelang Pemilu, IHSG Awal Pekan Diprediksi Melaju Positif
Dua hari jelang gelaran Pemilu 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 20,94 poin atau 0,33% ke level 6.426,91 pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (15/4). Selain sentimen Pemilu 2019 yang membuat investor cenderung 'wait and see' , IHSG juga akan dipengaruhi sejumlah sentimen eksternal dan internal.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, siapa pun pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dikabarkan terpilih, bisa membuat IHSG menguat. Namun, potensi penguatan IHSG lebih kuat jika petahana atau pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 yang menang.
"Petahana sudah memiliki peta jalan (roadmap) berbagai kebijakan yang bisa diteruskan ke depannya. Sedangkan penantang, bisa jadi akan mengubah kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia," ujar Nico kepada Katadata.co.id, Jumat (12/4).
Sentimen lainnya yang akan mempengaruhi laju IHSG hari ini yaitu, dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan Indonesia Maret 2019. Konsensus pasar memprediksi terjadi defisit perdagangan sebesar US$ 263 juta.
(Baca: Pekan Pemilu, Analis Lihat Potensi IHSG Menguat Siapapun Presiden RI)
Kepala analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dalam risetnya memprediksi IHSG hari ini akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan naik karena dorongan dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup lebih tinggi pada akhir pekan lalu.
"Kami perkirakan IHSG akan trade mixed to higher hari ini didukung sentimen positif dari market AS pada Jumat lalu. Indonesia akan mengumumkan neraca perdagangan Maret pada hari ini," kata Hariyanto dalam risetnya, Senin (15/4).
Indeks Dow Jones naik 1,03%, S&P 500 naik 0,66%, dan Nasdaq naik 0,46%. Penguatan tersebut ditopang oleh beberapa saham di antaranya saham JP Morgan Chase & Co. yang naik 4,7% berkat kinerja positif bank terbesar di AS tersebut pada kuartal I 2019.
Selain itu saham Walt Disney meroket naik 11,5% ke level tertingginya sepanjang sejarah perusahaan tersebut setelah perusahaan resmi menetapkan tarif untuk layanan streaming.
Kinerja bursa AS turut mendorong kinerja bursa saham utama Asia yang pagi ini mayoritas bergerak di zona hijau. Indeks Shanghai naik 1,46%, Nikkei naik 1,46%, Hang Seng naik 1,04%, Kospi naik 0,65%, KLCI naik 0,27%, sedangkan Strait Times relatif flat dengan kenaikan 0,08%.
(Baca: Jelang Pemilu 2019, Investor Khawatir Kondisi Politik Dalam Negeri)
Selain dipengaruhi bursa AS, bursa Asia juga merespon perkembangan positif dari perundingan dagang AS-Tiongkok serta data positif ekonomi Tiongkok. Perundingan dagang AS-Tiongkok terus menunjukkan perkembangan yang positif setelah AS menarik tuntutan mereka agar Tiongkok mengurangi subsidi industri, seperti diberitakan Reuters.
Perwakilan AS disebutkan akan fokus pada isu lainnya yang lebih mudah untuk dicapai seperti mengakhiri kebijakan yang mewajibkan perusahaan AS di Tiongkok melakukan transfer teknologi, meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual, serta memperluas akses terhadap pasar Tiongkok.
Pasalnya, kebijakan subsidi yang diberikan kepada perusahaan milik negara dan sektor-sektor strategis sebagai bagian dari kebijakan jangka panjang ekonomi Tiongkok.
Sementara itu, ekonomi Tiongkok menunjukkan perkembangan positif yang sedikit meredakan kekhawatiran perlambatan ekonominya. Ekspor Tiongkok periode Maret 2019 kembali positif dengan kenaikan 14,2% setelah pada Februari 2019 turun hingga 20,8% secara tahunan.
(Baca: 5 Hari Jelang Pemilu, IHSG Akhir Pekan Terkoreksi Tipis 0,07%)
Sedangkan impor tercatat turun 7,6% dari sebelumnya yang turun 5,2% secara tahunan. Dengan demikian neraca perdagangan Tiongkok mencatatkan surplus US$ 32,64 miliar.
Hingga berita ini ditulis, IHSG berada pada level 6.419,34 atau naik 0,21%. Sebanyak 191 saham bergerak naik, 144 saham turun , dan 133 saham tidak berubah. Investor asing membukukan pembelian bersih saham sebesar Rp 220,72 miliar.