Kisah Para Pahlawan Pemilu yang Kelelahan hingga Meninggal

Muchamad Nafi
25 April 2019, 14:36
Seratusan petugas pemungutan suara meninggal karena kelalahan dalam proses rekapitulasi. Sekitar 550 orang jatuh sakit.
ANTARA FOTO/MAULANA SURYA
Warga mengikuti kirab menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) 27 Kampung Happy, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2019). Aksi tersebut merupakan bentuk antusiasme warga setempat menyambut pesta demokrasi Pemilu 2019.

Proses pencoblosan Pemilu 2019 pada 17 April pekan kemarin telah berlalu. Namun pesta demokrasi ini masih menyisakan sejumlah cerita, termasuk banyaknya petugas pemungutan suara yang bertumbangan sakit, bahkan hingga meninggal.

Rudi M Prabowo satu di antara mereka yang terenggut ajalnya ketika mengurus proses pemilu serentak ini, pemilu untuk menentukan anggota DPR daerah dan pusat, DPD, dan Presiden. Dia -Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur- meninggal lima hari setelah pemungutan suara.

Menurut Inez (23), anak perempuan Rudi, ayahnya sempat memegangi kotak suara karena limbung. Ketika itu wajahnya pucat saat tengah bertugas. “Saat itu papa saya sedang menghitung surat suara C1,” kata Inez. Kemarin rumahnya ramai dikunjungi sanak-saudara untuk mengucapkan simpati dan duka cita. Ada persiapan untuk menggelar tahlilan.

(Baca: Ketua DPR hingga Ganjar Sepakat untuk Merevisi Pemilu Serentak)

Sukaesih (58), menyatakan suaminya selama ini tidak memiliki riwayat sakit. Dia dalam keadaan sehat sebelum menjalankan tugasnya sebagai Ketua KPPS. Rudi mulai mengeluh pusing ketika pemungutan suara berlangsung. Keluhan itu terus terjadi selama beberapa hari hingga akhirnya muntah-muntah dan mengembuskan napas terakhir pada 22 April 2019 pukul 13.30 WIB.

Lima hari setelah bertugas, Ketua KPPS ini pun berpulang kepada Sang Khalik. Meski sudah tidak ada pergerakan pada denyut jantung suaminya, Sukaesih tetap membawanya ke RSPAD di Matraman, Jakarta Timur, dengan harapan suaminya masih bisa tertolong.

Di rumah sakit tentara itu, dokter memberi bantuan pernapasan. Namun akhirnya tidak dapat diselamatkan. Dokter mendiagnosis bahwa Prabowo terkena serangan jantung akibat kelelahan.

Menurut Sukaesih, beberapa hari sebelum pencoblosan, suaminya sering pulang malam karena disibukkan dengan banyak tugas yang berkaitan dengan persiapan Pemilu 2019. Hingga saat pencoblosan, Rudi bahkan baru beristirahat pada pukul 02.00 WIB dini hari dan bangun pukul 05.00 WIB untuk menyiapkan pemungutan suara.

(Baca: Real Count KPU dari 270 Ribu TPS: Jokowi 56,02%, Prabowo 43,98% )

Pada saat pencoblosan, Rudi bekerja dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB keesokan harinya. Panjang rangkaian mulai dari persiapan, pemungutan suara, penghitungan suara hingga penyerahan kotak suara ke kecamatan. Dengan jadwal yang padat dan beban kerja yang berat, suaminya sering baru makan pada pukul 14.00 WIB, dan melewatkan beberapa kali jam makan berikutnya sampai keesokan harinya.

Meski jarak rumahnya dengan TPS tidak lebih dari 100 meter, suaminya tidak bolak-balik pulang. Ia bersikukuh untuk terus menjaga kotak suara di bawah kursi tempatnya duduk agar tidak terjadi kecurangan. Sembari berkisah, Sukaesih berkali-kali menyayangkan kejadian yang menyebabkan suaminya meninggal.

Pandangannya menerawang ke sebuah peristiwa yang membuat dia semakin rindu kepada suaminya. Sukaesih menyayangkan Pilpres 2019 dan Pileg 2019 dilaksanakan secara serentak pada tahun ini. Dampaknya, beban kerja panitia bertambah berkali-kali.

Dari sisi pelaksanaan, setiap pemilih di DKI Jakarta akan membawa empat lembar surat suara, yaitu untuk memilih presiden-wakil presiden, anggota DPD, anggota DPR, dan anggota DPRD. Diperkirakan seorang pemilih memerlukan waktu sampai lima menit untuk menyelesaikan hak dan aspirasi politiknya.

Simulasi Pemilu 2019
Simulasi Pemilu 2019 (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Jika satu TPS melayani sekitar 280 pemilih, maka perlu waktu lebih dari enam jam untuk menyelesaikan semua pencoblosan itu. Bagi pemilih, masalah selesai sampai di situ saja dan mereka bisa pulang. Sebaliknya untuk petugas dan anggota KPPS/PPS, melanjutkan dengan tabulasi dan penghitungan suara, mengisi formulir-formulir, mencocokkan hasil penghitungan di semua kategori.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...