Perang Dagang Kembali Memanas, IHSG Rontok 1%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 63,11 poin atau 1% ke posisi 6.256,35 pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (6/5). Sementara itu bursa saham Asia lainnya juga berguguran setelah ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok meningkat.
Meskipun terkoreksi hingga 1%, IHSG berhasil memperbaiki posisinya setelah pada perdagangan sesi I IHSG sempat terkoreksi hingga 1,77%. Kinerja IHSG juga masih lebih baik dibandingkan bursa saham Asia lainnya seperti Strait Times yang sepanjang hari ini terkoreksi hingga 3%, Hang Seng dengan koreksi 2,90%, atau Shanghai yang anjlok hingga 5,58%.
Sementara itu indeks PSEi terkoreksi sampai 1,33%, Kospi turun 0,74%, dan indeks Asia dengan kinerja terbaik hari ini yaitu KLCI Malaysia yang hanya turun 0,27%. Sedangkan Nikkei hari ini masih libur dan baru akan dibuka besok, Selasa (7/5).
Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menaikkan tarif terhadap impor Tiongkok ke AS pada Jumat (10/5) mendatang menjadi 25% dari sebelumnya 10%. Tidak hanya itu, Trump juga akan mengenakan tarif sebesar 25% terhadap produk teknologi Tiongkok serta menargetkan impor Tiongkok senilai US$ 325 miliar lainnya juga akan segera dikenakan tarif 25%.
(Baca: Diancam Trump Naikkan Bea Impor, Tiongkok Kaji Batalkan Negosiasi)
"(Perundingan) kesepakatan dagang dengan Tiongkok berlanjut, tapi terlalu lambat karena mereka berusaha untuk menegosiasikan (kesepakatan) kembali. Tidak!" tegas Trump melalui akun Twitternya @realDonaldTrump.
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa perundingan dagang yang berlangsung pekan kemarin berjalan 'produktif'. Namun perwakilan dagang untuk AS Robert Lighthizer memberikan kabar yang kurang baik, termasuk tentang Tiongkok yang menarik sejumlah komitmen yang telah dibuat sebelumnya sehingga memicu reaksi Trump tersebut.
Dilansir dari Bloomberg, rencananya perundingan dagang AS-Tiongkok akan dilanjutkan pekan ini di AS. Namun, dengan adanya ancaman dari pihak AS tersebut, Tiongkok mempertimbangkan untuk menunda kunjungannya ke AS. Sementara media blackout dari Presiden AS setelah keluarnya ancaman tersebut membuat investor bingung dan sehingga pasar saham global kembali bergejolak.
Selain indeksnya yang terkoreksi hingga lebih dari 5%, nilai tukar mata uang Tiongkok, yuan, hari ini juga merosot hingga 0,69% terhadap dolar AS. "Saat ini kami mencoba untuk mendapatkan informasi terkait situasi ini. Yang dapat kami sampaikan saat ini Tiongkok bersiap untuk pergi ke AS untuk melanjutkan perundingan dagang," papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang.
(Baca: Ketegangan Dagang AS-Tiongkok Meningkat, IHSG dan Bursa Asia Anjlok)
Saham-saham Penggerak IHSG
Dari dalam negeri sebanyak 309 saham terkoreksi pada hari ini, sedangkan 123 saham lainnya stagnan, dan hanya 100 saham yang mampu bergerak positif. Total transaksi saham mencapai Rp 7,69 triliun dari 11,21 miliar saham yang diperdagangkan investor.
Saham-saham dari sektor keuangan menjadi kontributor terbesar yang mendorong laju koreksi IHSG dengan terkoreksi 1,96%, kemudian pertanian dengan koreksi 0,83%, tambang 0,8%, serta manufaktur sebesar 0,33%. Hanya sektor konsumer yang mampu bergerak positif dengan kenaikan 0,35%.
Dari lima saham yang paling signifikan menekan IHSG empat diantaranya merupakan saham bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang turun 3,42%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 4,05%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,97%, serta PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,63%.
Sedangkan satu saham lagi yaitu PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) yang terkoreksi 8,98%. Ada juga PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) yang melanjutkan tren koreksinya hari ini sebesar 8,33%. Sehingga selama tiga perdagangan berturut-turut saham ini telah terkoreksi 37,85% dari Rp 8.850 per saham menjadi Rp 5.500.
(Baca: Ditendang dari Indeks MSCI, Saham Bank Danamon Anjlok 32,2%)
Saham-saham tersebut diatas juga menjadi enam saham yang paling banyak dilepas investor asing. Mereka membukukan net sell saham BBRI Rp 270,9 miliar, saham BMRI Rp 128,1 miliar, saham SMGR Rp 117,8 miliar, saham BBNI Rp 101,4 miliar, saham BBCA Rp 81,8 miliar, serta saham BDMN Rp 51,8 miliar.
Total dana asing yang mengalir keluar dari pasar saham hari ini tercatat mencapai Rp 837,28 miliar. Total penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 733,23 miliar dan di pasar negosiasi/tunai Rp 103,69 miliar.