Gara-gara Aksi Ambil Untung Investor, IHSG Terkoreksi Tipis 0,04%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini dengan koreksi tipis 2,49 poin atau 0,04% ke posisi 6.373,48.
IHSG yang mengawali perdagangan dari zona merah, melaju fluktuatif pada sesi I perdagangan dan mengakhiri sesi I di zona merah. Pada sesi II IHSG sempat beberapa kali mampir sebentar ke zona hijau namun pada akhirnya gagal mencatatkan kinerja positif.
Menurut data RTI Infokom, total transaksi saham sepanjang hari ini mencapai Rp 7,79 triliun dari 18,33 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 422.538 kali oleh investor. Sebanyak 186 saham naik, 221 saham turun, dan 148 saham stagnan.
(Baca: Dorong Program Sejuta Rumah, SMF Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp 2,1 T)
Beberapa saham yang paling signifikan mendorong IHSG ke zona merah hari ini di antaranya PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang turun 2,49%, PT Astra International Tbk. (ASII) turun 1,38%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 1,87%, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) turun 3,2%, serta PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,33%.
Sedangkan saham-saham yang berkontribusi menahan laju koreksi IHSG di antaranya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 3,48%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) meroket naik 11,39%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) naik 0,71%, dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) naik 7,45%.
Di sisi lain investor asing hari ini membukukan penjualan bersih saham sebesar Rp 168,51 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang menjadi sasaran jual mereka yaitu saham BMRI yang net sell asingnya mencapai Rp 313,1 miliar.
(Baca: Laporan Keuangan Bermasalah, Saham Garuda Malah Dapat Rekomendasi Beli)
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa koreksi IHSG pada akhir pekan ini dipengaruhi oleh aksi ambil untung investor karena sentimen eksternal seperti pemangkasan proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia, perang dagang Amerika Serikat (AS)-Uni Eropa.
"Serta perilaku para pelaku pasar yang bersikap wait and see dalam menantikan pengumuman data tenaga kerja non pertanian AS juga mempengaruhi pergerakan indeks," kata Nafan dilansir dari Antara.
Pengumuman data tenaga kerja non pertanian AS ini akan mempengaruhi sikap The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunganya bulan ini. Jika lapangan kerja yang tercipta kurang dari 100.000, The Fed diperkirakan akan menurunkan bunga acuan Juli ini atau lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya pada September 2019.
(Baca: Dana Investasi Real Estat Sinarmas Raup Dana Rp 10,4 Triliun)
Sementara itu bursa saham utama Asia menutup perdagangan hari ini dengan kinerja yang bervariasi. Sejalan dengan IHSG yaitu indeks Strait Times turun 0,16% dan Hang Seng turun 0,07%. Sedangkan lainnya yaitu indeks Shanghai naik 0,19%, Nikkei naik 0,2%, dan Kospi naik tipis 0,09%.